BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Perilaku
hidup bersih dan sehat sangat erat kaitannya dengan upaya atau kegiatan
seseorang untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya yang meliputi
makan dengan menu seimbang, olah raga teratur, istirahat cukup, dan kebersihan
diri (notoatmojo, 2003).
Kebersihan
diri atau personal hygiene bertujuan untuk mempertahankan perawatan
diri, Membuat rasa aman dan relaksasi, menghilangkan kelelahan, mencegah
infeksi, mencegah gangguan sirkulasi darah, mempertahankan integritas pada
jaringan dan untuk kesejahteraan fisik dan psikis. Namun dalam pemenuhan personal
hygiene tersebut, setiap individu berbeda – beda (Alimul, 2006). Pemenuhan personal
hygiene dipengaruhi bebagai faktor seperti budaya, nilai sosial pada individu
atau keluarga, pengetahuan terhadap personal hygiene seta persepsi
terhadap perawatan diri (Alimul, 2006).
B.
RUMUSAN
MASALAH
Bagaimana kebutuhan personal
hygiene?
C.
TUJUAN
Tujuan umum :
Mengetahui bagaimana cara kebersihan
diri yang baik dan benar
Tujuan
khusus :
1.
Menngetahui
konsep dasar personal hygiene.
2.
Memahami
Macam-macam personal hygiene.
3.
Meahami
Factor yang mempengaruhi kebersihan diri.
4.
Mengerti
Kelainan gigi dan mulut.
5.
Bisa
memahami Doagnosa pada keperawatan mulut.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
KONSEP DASAR PERSONAL HYGIENE
Personal Hygiene adalah suatu
tindakan memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan
fisik dan psikis. Ukuran kebersihan atau penampilan seseorang dalam pemenuhan
kebutuhan Personal Hygiene berbeda pada setiap orang sakit karena terjadi
gangguan pemenuhan kebutuhan. Begitu pula pada penderita pasca stroke yang
mengalami hemiplegia ataupun hemiparesis. Penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan pemenuhan kebutuhan personal hygiene pada penderita pasca
stroke. Jenis penelitian adalah kualitatif dengan metode pendekatan
fenomenologis. Sampel penelitian sebanyak 4 orang diperoleh dengan teknik
purposive sample. Hasil penelitian dari 4 informan menunjukkan bahwa
pengetahuan informan mengenai personal hygiene sudah baik terbukti informan dapat
menyebutkan pengertian dan tujuan dari personal hygiene. Selain itu sebagian
besar pemenuhan kebutuhan personal hygiene dapat dilakukan secara mandiri
kecuali untuk perawatan kuku kaki dan tangan yang masih bergantung pada orang
lain. Modifikasi juga dilakukan oleh informan untuk mempermudah dalam memenuhi
kebutuhan personal hygiene. Dukungan serta bantuan keluarga masih sangat
diperlukan oleh penderita pasca stroke dalam pemenuhan kebutuhan personal
hygiene walaupun sebagian besar dari mereka sudah dapat melakukan sendiri
secara mandiri. Perawat dapat memberikan informasi-informasi tentang personal
hygiene yang lebih baik terkait dengan waktu atau frekuensi aktifitas, dan cara
yang benar dalam melakukan perawatan diri.
B.
MACAM-MACAM
PERSONAL HYGIENE DAN MANFAATNYA
Pemeliharaan personal hygiene berarti tindakan memelihara kebersihan
dan kesehatan diri seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikisnya. Seseorang
dikatakanmemiliki personal hygiene baik apabila, orang tersebut dapat
menjaga kebersihan tubuhnya yang meliputi kebersihan kulit, gigi dan mulut,
rambut, mata, hidung, dan telinga, kaki dan kuku, genitalia, serta kebersihan
dan kerapihan pakaiannya.Menurut Potter dan Perry (2005) macam-macam personal
hygiene dan tujuannya adalah:
1. Perawatan
kulit
kulit merupakan organ aktif yang
berfungsi sebagai pelindung dari berbagai kuman atau trauma, sekresi, eksresi,
pengatur temperature, dan sensasi, sehingga diperlukan perawatan yang adekuat
dalam mempertahankan fungsinya. Kulit memiliki 3 lapisan utama yaitu epidermis,
dermis, dan subkutan. Ketika pasien tidak mampu atau melakukan perawatan kulit
pribadi maka perawat memberikan bantuan atau mengajarkan keluarga bagaimana
melaksanakan personal higiene. Seorang pasien yang tidak mampu bergerak
bebas karena penyakit akan beresiko terjadinya kerusakan kulit. Bagian badan
yang tergantung dan terpapar tekanan dari dasar permukaan tubuh (misalnya
matrasi gips tubuh atau lapisan linen yang berkerut), akan mengurangi sirkulasi
pada bagian tubuh yang terkena sehingga dapat menyebabkan dekubitus. Pelembab
pada permukaan kulit merupakan media pertumbuhan bakteri dan menyebabkan
iritasi lokal, menghaluskan sel epidermis, dan dapat menyebabkan maserasi
kulit. Keringat, urine, material fekal berair, dan drainase luka dapat
mengakumulasikan pada permukaan kulit dan akan menyebabkan kerusakan kulit dan
infeksi. Pasien yang menggunakan beberapa jenis alat
eksternal pada kulit seperti gips, baju pengikat, pembalut, balutan, dan jaket
ortopedik dapat menimbulkan tekanan atau friksi terhadap permukaan kulit
sehinggga menyebabkan kerusakan kulit. Tujuan perawatan kulit adalah pasien
akan memiliki kulit yang utuh, bebas bau badan, pasien dapat mempertahankan
rentang gerak, merasa nyaman dan sejahtera, serta dapat berpartisifasi dan
memahami metode perawatan kulit.
2. Mandi
memandikan pasien merupakan
perawatan higienis total. Mandi dapat dikategorikan sebagai pembersihan
atau terapeutik. Mandi ditempat tidur yang lengkap diperlukan bagi pasien
dengan ketergantungan total dan memerlukan personal higiene total.
Keluasan mandi pasien dan metode yang digunakan untuk mandi berdasarkan pada
kemampuan fisik pasien dan kebutuhan tingkat hygiene yang dibutuhkan.
Pasien yang bergantung dalam pemenuhan kebutuhan personal higiene,
terbaring ditempat tidur dan tidak mampu mencapai semua anggota badan dapat
memperoleh mandi sebagian di tempat tidur. Tujuan memandikan pasien di tempat
tidur adalah untuk menjaga kebersihan tubuh, mengurangi infeksi akibat kulit
kotor, memperlancar sistem peredaran darah, dan menambah kenyamanan pasien.
Mandi dapat menghilangkan mikroorganisme dari kulit serta sekresi tubuh,
menghilangkan bau tidak enak, memperbaiki sirkulasi darah ke kulit, dan membuat
pasien merasa lebih rileks dan segar. Pasien dapat dimandikan setiap hari di
rumah sakit. Namun, bila kulit pasien kering, mandi mungkin dibatasi sekali
atau dua kali seminggu sehingga tidak akan menambah kulit menjadi kering.
Perawat atau anggota keluarga mungkin perlu membantu pasien berjalan ke kamar
mandi atau kembali dari kamar mandi. Perawat atau anggota keluarga harus ada
untuk membantu pasien mengguyur atau mengeringkan bila perlu atau mengganti
pakaian bersih setelah mandi. Kadang pasien dapat mandi sendiri di tempat tidur
atau mereka memerlukan bantuan dari perawat atau anggota keluarga untuk
memandikan bagian punggung atau kakinya. Kadang pasien tidak dapat mandi
sendiri dan perawat atau anggota keluarga memandikan pasien di tempat tidur.
3.
Hygiene mulut
pasien immobilisasi terlalu lemah
untuk melakukan perawatan mulut, sebagai akibatnya mulut menjadi terlalu kering
atau teriritasi dan menimbulkan bau tidak enak. Masalah ini dapat meningkat
akibat penyakit atau medikasi yang digunakan pasien. Perawatan mulut harus
dilakukan setiap hari dan bergantung terhadap keadaan mulut pasien. Gigi dan
mulut merupakan bagian penting yang harus dipertahankan kebersihannya sebab
melalui organ ini berbagai kuman dapat masuk. Hygiene mulut membantu
mempertahankan status kesehatan mulut, gigi, gusi, dan bibir, menggosok
membersihkan gigi dari partikel – partikel makanan, plak, bakteri, memasase
gusi, dan mengurangi ketidaknyamanan yang dihasilkan dari bau dan rasa yang
tidak nyaman. Beberapa penyakit yang mungkin muncul akibat perawatan gigi dan
mulut yang buruk adalah karies, gingivitis (radang gusi), dan sariawan. Hygiene
mulut yang baik memberikan rasa sehat dan selanjutnya menstimulasi nafsu
makan. Tujuan perawatan hygiene mulut pasien adalah pasien akan memiliki
mukosa mulut utuh yang terhidrasi baik serta untuk mencegah penyebaran penyakit
yang ditularkan melalui mulut (misalnya tifus, hepatitis), mencegah penyakit
mulut dan gigi, meningkatkan daya tahan tubuh, mencapai rasa nyaman, memahami
praktik hygiene mulut dan mampu melakukan sendiri perawatan hygiene mulut
dengan benar.
4. Perawatan
mata, hidung, dan telinga
perhatian khusus diberikan untuk
membersihkan mata, hidung, dan telinga selama pasien mandi. Secara normal tidak
ada perawatan khusus yang diperlukan untuk mata karena secara terus – menerus
dibersihkan oleh air mata, kelopak mata dan bulu mata mencegah masuknya
partikel asing kedalam mata. Normalnya, telinga tidak terlalu memerlukan
pembersihan. Namun, pasien dengan serumen yang terlalu banyak telinganya perlu
dibersihlkan baik mandiri pasien atau dilakukan oeh perawat dan keluarga. Hygiene
telinga mempunyai implikasi untuk ketajaman pendengaran. Bila benda asing
berkumpul pada kanal telinga luar, maka akan mengganggu konduksi suara. Hidung
berfungsi sebagai indera penciuman, memantau temperature dan kelembapan udara
yang dihirup, serta mencegah masuknya partikel asing ke dalam sistem
pernapasan. Pasien yang memiliki keterbatasan mobilisasi memerlukan bantuan
perawat atau anggota keluarga untuk melakukan perawatan mata, hidung, dan
telinga. Tujuan perawatan mata, hidung, dan telinga adalah pasien akan memiliki
organ sensorik yang berfungsi normal, mata, hidung, dan telinga pasien akan
bebas dari infeksi, dan pasien akan mampu melakukan perawatan mata, hidung, dan
telinga sehari – hari.
5. Perawatan
rambut
penampilan dan kesejahteraan
seseorang seringkali tergantung dari cara penampilan dan perasaan mengenai
rambutnya. Penyakit atau ketidakmampuan mencegah seseorang untuk memelihara
perawatan rambut seharisehari. Menyikat, menyisir dan bersampo adalah cara-cara
dasar higienis perawatan rambut, distribusi pola rambut dapat menjadi
indikator status kesehatan umum, perubahan hormonal, stress emosional maupun
fisik, penuaan, infeksi dan penyakit tertentu atau obat obatan dapat
mempengaruhi karakteristik rambut. Rambut merupakan bagian dari tubuh yang
memiliki fungsi sebagai proteksi serta pengatur suhu, melalui rambut perubahan
status kesehatan diri dapat diidentifikasi. Penyakit atau ketidakmampuan menjadikan
pasien tidak dapat memelihara perawatan rambut sehari – hari. Pasien
immobilisasi rambutnya cenderung terlihat kusut. Menyikat, menyisir, dan
bersampo merupakan dasar higyene rambut untuk semua pasien. Pasien juga
harus diizinkan bercukur bila kondisi mengizinkan. Pasien yang mampu melakukan
perawatan diri harus dimotivasi untuk memelihara perawatan rambut sehari –
hari. Sedangkan pada pasien yang memiliki keterbatasan mobilisasi memerlukan
bantuan perawat atau keluarga pasien dalam melakukan higyene rambut.
Tujuan perawatan rambut adalah pasien akan memiliki rambut dan kulit kepala
yang bersih dan sehat, pasien akan mencapai rasa nyaman dan harga diri, dan
pasien dapat berpartisifasi dalam melakukan praktik perawatan rambut.
6. Perawatan
kaki dan kuku
kaki dan kuku seringkali memerlukan
perhatian khusus untuk mencegah infeksi, bau, dan cedera pada jaringan. Tetapi
seringkali orang tidak sadar akan masalah kaki dan kuku sampai terjadi nyeri
atau ketidaknyamanan. Menjaga kebersihan kuku penting dalam mempertahankan personal
hygiene karena berbagai kuman dapat masuk kedalam tubuh melalui kuku. Oleh
sebab itu, kuku seharusnya tetap dalam keadaan sehat dan bersih. Perawatan
dapat digabungkan selama mandi atau pada waktu yang terpisah. Tujuan perawatan
kaki dan kuku adalah pasien akan memiliki kulit utuh dan permukaan kulit yang
lembut, pasien merasa nyaman dan bersih, pasien akan memahami dan melakukan
metode perawatan kaki dan kuku dengan benar.
7. Perawatan
genitalia
perawatan genitalia merupakan bagian
dari mandi lengkap. Pasien yang paling butuh perawatan genitalia yang teliti
adalah pasien yang beresiko terbesar memperoleh infeksi. Pasien yang mampu
melakukan perawatan diri dapat diizinkan untuk melakukannya sendiri. Perawat
mungkin menjadi malu untuk memberikan perawatan genitalia, terutama pada pasien
yang berlainan jenis kelamin. Dapat membantu jika memiliki perawat yang sama
jenis kelamin dengan pasien dalam ruangan pada saat memberikan perawatan
genitalia. Tujuan perawatan genitalia adalah untuk mencegah terjadinya infeksi,
mempertahankan kebersihan genitalia, meningkatkan kenyamanan serta
mempertahankan personal higiene.
Jenis personal
hygiene berdasarkan waktu pelaksanaannya
Menurut
Alimul (2006) personal hygiene berdasarkan waktu pelaksanaannya dibagi
menjadi empat yaitu:
1. Perawatan
dini hari
merupakan personal hygiene yang
dilakukan pada waktu bangun tidur, untuk melakukan tindakan untuk tes yang
terjadwal seperti dalam pengambilan bahan pemeriksaan (urine atau feses), memberikan
pertolongan seperti menawarkan bedpan atau urinal jika pasien tidak mampu
ambulasi , mempersiapkan pasien dalam melakukan sarapan atau makan pagi dengan
melakukan tindakan personal hygiene, seperti mencuci muka, tangan,
menjaga kebersihan mulut, .
2. Perawatan
pagi hari
merupakan personal hygiene yang
dilakukan setelah melakukan sarapan atau makan pagi seperti melakukan
pertolongan dalampemenuhan kebutuhan eliminasi (BAB / BAK), mandi atau mencuci
rambut, melakukan perawatan kulit, melakukan pijatan pada punggung,
membersihkan mulut, kuku, rambut, serta merapikan tempat tidur pasien. Hal ini
sering disebut sebagai perawatan pagi yang lengkap.
3. Perawatan
siang hari
merupakan personal hygiene yang
dilakukan setelah melakukan berbagai tindakan pengobatan atau pemeriksaan dan
setelah makan siang dimana pasien yang dirawat di rumah sakit seringkali
menjalani banyak tes diagnostik yang melelahkan atau prosedur di pagi hari.
Berbagai tindakan personal hygiene yang dapat dilakukan, antara lain mencuci
muka dan tangan, membersihkan mulut, merapikan tempat tidur, dan melakukan
pemeliharaan kebersihan lingkungan kesehatan pasien.
4. Perawatan
menjelang tidur
merupakan personal hygiene yang
dilakukan pada saat menjelang tidur agar pasien relaks sehingga dapat tidur
atau istirahat dengan tenang. Berbagai kegiatan yang dapat dilakukan, antara
lain pemenuhan kebutuhan eliminasi (BAB / BAK), mencuci tangan dan muka,
membersihkan mulut, dan memijat daerah punggung.
C.
FAKTOR –
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERSIHAN DIRI
Menurut
Potter dan Perry (2005), sikap seseorang melakukan personal hygiene dipengaruhi
oleh sejumlah faktor antara lain:
1.
Citra tubuh
Penampilan
umum klien dapat menggambarkan pentinya hygiene pada orang tersebut. Citra
tubuh merupakan konsep subjektif seseorang tentang penampilan fisiknya. Citra
tubuh ini dapat sering berubah. Citra tubuh mempengaruhi cara mempertahankan
hygiene. Jika seorang klien rapi sekali maka perawat mempertimbaagkan rincian
kerapian ketika merencanakan keperawatan dan berkonsultasi pada klien sebelum
membuat keputusan tentang bagaimana memberikan peraatan hygienis. Karena citra
tubuh klien dapat berubah akibat pembedahan atau penyakit fisik maka perawat
harus membuat suatu usaha ekstra untuk meningkatkan hygiene.
2.
Praktik
social.
Kelompok-kelompok
social wadah seorang klien berhubungan dapat mempengaruhi praktik hygiene
pribadi. Selama masa kanak-kanak, kanak-kanak mendapatkan praktik hygiene dari
orang tua mereka. Kebiasaan keluarga, jumlah orang dirumah, dan ketersediaan
air panas dan atau air mengalir hanya merupakan beberapa faktok yang
mempengaruhi perawatan kebersihan.
3.
Status
sosio-ekonomi
sumber daya
ekonomi seeorang mempengruhi jenis dan tingkat praktik kebersihan yang
digunakan. Perawat hrus menentukan apakah klien dapat menyediakan bahan-bahan
yang penting seperti deodorant, sampo, pasta gigi dan kometik. Perawat juga
harus menentukan jika penggunaan produk-produk ini merupakan bagian dari
kebiasaan social yang dipraktikkan oleh kelompok social klien.
4.
Pengetahuan
Pengtahuan
tentang pentingnya hygiene dan implikasinya bagi kesehatan mempengaruhi praktik
hygiene. Kendati demikian, pengetahuan itu sendiri tidaklah cukup. Klien juga
harus termotivasi untuk memelihara perawatan-diri. Seringkali, pembelajaran
tentang penyakit atau kondisi mendorong klien untuk meningkatkan hygiene.
Pembelajaran praktik tertentu yang diharapkan dan menguntungkan dalam mngurangi
resiko kesehatan dapat memotifasi seeorang untuk memenuhi perawatan yang perlu.
5.
Variable
kebudayaan
Kepercayaan
kebudayaan klien dan nilai pribadi mempengaruhi perawatan hygiene. Orang dari
latar kebudayaan yang berbeda mengikuti praktik keperawatan diri yang berbeda
pula. Di asia kebersihan dipandang penting bagi kesehatan. Di Negara-negara
eropa, bagaimanapun, hal ini biasa untuk mandi secara penuh hanya sekali dalam
seminggu.
6.
Pilihan
pribadi
Setiap klien
memiliki keinginan individu dan pilihan tentang kapan untuk mandi, bercukur,
dan melakukan perawatan rambut . klien memilih produk yang berbeda (mis. Sabun,
sampo, deodorant, dan pasta gigi) menurut pilihan pribadi.
7.
kondisi
fisik.
Orang yang
menderita penyakit tertentu (mis. Kanker tahap lanjut) atau menjalani operasi
sering kali kekurangan energi fisik atau ketangkasan untuk melakukan hygiene
pribadi.
D. KELAINAN /
PATOFISIOLOLOGI GIGI DAN MULUT
Mulut merupakan suatu tempat yang amat ideal bagi
perkembangan bakteri. Bila tidak dibersihkan dengan sempurna, sisa makanan yang
terselip bersama bakteri akan tetap melekat pada gigi kita dan akan bertambah
banyak dan membentuk koloni yang disebut plak, yaitu lapisan film tipis,
lengket dan tidak berwarna. Plak merupakan tempat pertumbuhan ideal bagi bakteri
yang dapat memproduksi asam. Jika tidak disingkirkan dengan melakukan
penyikatan gigi, asam tersebut akhirnya akan menghancurkan email gigi dan
akhirnya menyebabkan gigi berlubang
Selain itu
plak ini juga berpengaruh terhadap kesehatan jaringan pendukung gigi seperti
gusi dan tulang pendukungnya. Hal ini disebabkan oleh bakteri yang menempel
pada plak di atas permukaan gigi dan di atas garis gusi. Kuman-kuman pada plak
menghasilkan racun yang merangsang gusi sehingga terjadi radang gusi, dan gusi
menjadi mudah berdarah.
Bila
dibiarkan, keadaan ini dapat menjadi lebih buruk dengan bergeraknya gusi dari
perlekatannya dengan gigi, sehingga mempengaruhi tulang pendukung dan ligamen
(jaringan pengikat) sekitarnya dan menyebabkan tanggalnya gigi.
Gigi yang sehat adalah gigi yang rapi, bersih,
bercahaya, dan didukung oleh gusi yang kencang dan berwarna merah muda. Pada
kondisi normal, dari gigi dan mulut yang sehat ini tidak tercium bau tak
sedap.Kondisi ini hanya dapat dicapai dengan perawatan yang tepat. Namun, oleh
karena berbagai faktor (misalnya biaya dokter gigi yang relatif lebih mahal
daripada dokter umum) kesehatan gigi seringkali tidak menjadi prioritas. Kita
hanya pergi ke dokter gigi kalau keadaan gigi sudah parah dan rasa sakit tidak
tertahankan lagi
Padahal, gigi yang sudah dalam keadaan terinfeksi
berat dapat mempengaruhi kesehatan secara umum. Selain itu, gigi yang tidak
terawat juga menyebabkan nafas tidak segar yang ujung-ujungnya bisa menghambat
pergaulan. Karena itulah, sebagai remaja (apalagi yang sedang melakukan
pendekatan pada pujaan hati) kita harus tahu seluk beluk perawatan mulut dan
gigi.
Beberapa gangguan yang terjadi pada gigi dan mulut :
Bau mulut
Selain rasa sakit, akibat paling nyata dari buruknya
kondisi mulut dan gigi adalah bau mulut. Bau mulut sendiri dapat disebabkan
oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal biasanya disebabkan oleh
penyakit sistemik yang merupakan tanda-tanda adanya masalah kesehatan lain,
seperti diabetes melitus, kelainan pada saluran pencernaan atau pernafasan,
penyakit-penyakit pada kerongkongan
Sedangkan
faktor eksternal disebabkan oleh jenis makanan yang dimakan seperti pengaruh
minuman kopi, alkohol, makanan berbumbu bawang putih atau bawang merah, faktor
pembersihan gigi yang tidak optimal, dan kebiasaan merokok.
Mulut yang
kering karena kurang minum air juga merupakan kontributor penyebab masalah bau
mulut. Karena itulah, ketika bangun tidur di pagi hari bau mulut kita juga
kurang sedap, yang segera hilang setelah kita sikat gigi dan minum air.
Akibat lain
dari gigi tidak terawat
Walaupun amat jarang terjadi, penyakit gigi terkadang
dapat juga menyebabkan kematian. Gigi berlubang yang didiamkan dan tidak
dirawat akan menjadi sumber infeksi dan dapat mempengaruhi kondisi organ
lainnya
Bakteri dari
gigi berlubang dapat terus menembus jaringan lebih dalam yang disebut pulpa
gigi yang terdiri dari jaringan syaraf, pembuluh darah dan limfe. Bakteri
kemudian menghancurkan seluruh pulpa, terkadang sampai tidak ada lagi jaringan
pulpa yang masih hidup.
Keadaan ini
memungkinkan terjadinya pembengkakan pada ujung akar berbentuk kantung yang
disebut granuloma. Granuloma mengandung jaringan lunak, bakteri, nanah dan lain
sebagainya, yang dapat tertekan dalam aliran darah sehingga terbawa ke bagian
lain dari tubuh. Selain aliran darah, penyebaran bakteri atau nanah ini dapat
juga melalui saluran limfe, hubungan langsung dengan saluran pernafasan dan
saluran pencernaan.
Penyebaran
bakteri ke daerah lain juga dapat menimbulkan penyakit seperti misalnya pada
mata, hidung, jantung, persendian, sakit, penyakit pada saluran pencernaan.
Keadaan ini disebut sebagai infeksi fokal.
Masalah Mulut Lain
Stomatitis adalah
kondisi peradangan pada mulut karena kontak dengan pengiritasi, seperti
tembakau; defisiensi vitamin; infeksi oleh bakyeri, virus, atau jamur; atau
penggunaan obat kemoterapi. Glositis adalah peradangan lidah hasil
karena penyakit infeksi atau cidera, seperti luka bakar atau gigitan. Gengikitis
adalah peradangan gusi, biasanya karena higiene mulut yang buruk atau terjadi
tanda leukimia, defisiensi vitamin, atau diabetes melitus. Perawatan mulut
khusus merupakan keharusan apabila klien memiliki masalah oral ini. Perubahan
mukosa mulut yang berhubungan dengan mudah mengarah kepada malnutrisi, yang
merupakan perhatian utama bagi klien yang memiliki kanker (Griefzu, Radjeski,
Winnick, 1990).
E. NURSING PROSES
A. Pengkajian
Pengkajian perawat tentang bibir,gigi,mukosa
buccal,gusi,langit-langit,dan lidah klien. Perawat memeriksa semua daerah ini
dengan hati-hati tentang warna,hidrasi,tekstur,dan lukannya. Klien yang tidak
mengikuti praktik hygiene mulut yang teratur akan mengalami penurunan jaringan
gusi,gusiyang meradang,gigi yang hitam (khususnya sepanjang margin gusi),karies
gigi, kehilangan gigi, dan halitosis. Rasa sakit yang dilokalisasi adalah
gejala umum dari penyakit gusi atau gangguan gigi tertentu. Infeksi pada mulut
melibatkan organisme seperti treponeme pallidum, neisseria gonorrhoeae, dan
hominis virus herpes. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, jika klien
hendak memperoleh radiasi atau kemoterapi,sangat penting mungumpulkan data dasr
mengenai keadaan rongga mult klien. Hal ini berfungsi sebagai dasar untuk
perwatan preventif bagi klien saat mereka melewati pengobatan ( Greifzu
Radjeski, Winnick, 1990).
Pengkajian rongga mulut klien dapat menunjukkan
perubahan aktual atau potensial dalam integritas struktur mulut. Diagnosa
keperawatan yang berhubungan dapat merefleksikan masalah atau komplikasi akibat
perubahan rongga mulut. Penemuan perawat juga menunjukkan kebutuhan klien untuk
bantuan perawatan mulut karena defisit perawatan-diri. Identifikai diagnosa
yang akurat memerlukan seleksi faktor yang berhubungan yang menyebabkan masalah
klien. Perubahan pada mukosa mulut akibat pemaparan radiasi, misalnya, akan
memerlukan intervensi berbeda dari pada kerusakan mukosa akibat penempatan
selang andotrakea.
B.Perencanaan
Menyusun rencana keperawatan untuk
klien yang membutuhkan higiene mulut termasuk mempertimbangkan pilihan, status
emosional, sumber daya ekonomi, dan kemampuan fisik klien. Perawatan harus
membina hubungan yang baik dengan klien untuk membantu praktik higiene mulut.
Beberapa klien sanat sensitif tentang kondisi mulut mereka dan enggan
membiarkan orang lain merawat. Dalam banyak kasus, klien (seperti yang terkena
diabetes dan kanker ) juga tidak sadar bahwamereka berisiko penyakit gigi dan
periodontal dan karenanya memerlukan pendidikan ekstensif. Klien yang mengalami
perubahan mukosa akan memerlukan perawatan jangka panjang. Hasil tidak dapat
terlihat untuk beberapa hari atau minggu. Keluarga dapat memainkan peranan
penting dalam pembelajaran bagaimana untuk memeriksa rongga mulut klien terhadap
perubahan dan memberikan higiene mulut meliputi sebagai berikut :
- Klien akan memiliki mukosa mulut utuh yang terhidrasi baik.
- Klien mampu melakukan sendiri perawatan higiene- mulut dengan benar.
- Klien akan mencapai rasa nyaman .
- klien akan memahami praktik higiene-mulut.
C. Implementasi
Higiene mulut yang baik termasuk kabersihan, kenyaman,
dan kelembaban struktur mulut. Perawatan yang tepat mencegah penyakit mulut dan
kerusakan gigi. Klien di rumah sakit atau fasilitas perawatan jangka panjang
seringkali tidak menerima perawatan agresif yang mereka butuhkan. Perwatan
mulut harus diberikan teratur dan setiap hari. Frekuensi tindakan higiene
bergantung pada rongga mulut klien.
D. Evaluasi
• Melihat kembali perkembangan kesembuhan klien
• Hasil yang diharapkan dari hygiene mulut tidak dapat
dilihat dalam beberapa hari
• Pembersihan yang berulang-ulang harus sering kali
dilakukan.
• Perawat mengantisipasi kebutuhan untuk mengubah
intervensi selama evaluasi
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Personal Hygiene adalah suatu
tindakan memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan
fisik dan psikis. Ukuran kebersihan atau penampilan seseorang dalam pemenuhan
kebutuhan Personal Hygiene berbeda pada setiap orang sakit karena terjadi
gangguan pemenuhan kebutuhan. Selain itu sebagian besar pemenuhan kebutuhan
personal hygiene dapat dilakukan secara mandiri kecuali untuk perawatan kuku
kaki dan tangan yang masih bergantung pada orang lain. Modifikasi juga
dilakukan oleh informan untuk mempermudah dalam memenuhi kebutuhan personal
hygiene.
Pemeliharaan personal hygiene berarti
tindakan memelihara kebersihan dan kesehatan diri seseorang untuk kesejahteraan
fisik dan psikisnya.
B. SARAN
Demikian
makalah yang telah kami susun, semoga dengan makalah ini dapat menambah
pengetahuan serta lebih bisa memahami tentang pokok bahasan makalah ini bagi
para pembacanya dan khususnya bagi mahasiswa yang telah menyusun makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua.
MAKASIH ATAS INFONYA
BalasHapus