Senin, 01 Desember 2014

ANALISIS SWOT RSUD PINRANG





BAB 1
PENDAHULUAN
A.  LATAR BELAKANG
            Rumah sakit merupakan suatu tempat yang terorganisasi dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien, baik bersifat dasar, spesialistik maupun subspesialistik. selain itu, rumah sakit juga dapat di gunakan sebagai lembaga profesi kesehatan (Adisasmito, 2007:1).
              Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan ksehatan dan tempat yang di gunakan untuk menyelenggarakan di sebut sarana kesehatan. Sarana kesehatan berfungsi untuk melakukan upaya kesehatan dasar atau melakukan upaya kesehatan rujukan. Selain itu, sarana kesehatan dapat juga di pergunakan untuk kepentingan pendidikan dan pelatihan serta penelitian,pengembangan ilmu pengetahuan dam tehnologi di bidang kesehatan. Sarana kesehatan meliputi rumah sakit, apotek, praktek dokter, took obat, laboratorium kesehatan, dan lain-lain. Dalam penyelenggaran upaya kesehatan di perlukan perbekalan kesehatan yang meliputi sediaan farmasi, alat kesehatan dan perbekalan kesehatan lainya (Prof. Dr. Charles I.P. Siregar,M.SC,2003:1).       Dalam suatu pelayanan di rumah sakit salah satu faktor yang tidak dapat terlepas untuk perkembangan suatu rumah sakit adalah pelayanan di instalansi farmasi. Instalansi farmasi merupakan fasilitas penyelenggaraan pelayanan yang dapat menunjang tercapainya tujuan pelayanan yang memenuhi standar pelayanan di rumah sakit.di dalam instalansi farmasi tidak dapat terlepas dari faktor penyimpanan perbekalan farmasi, seperti penyimpanan obnat dan alat kesehatan lainya, guna tercapainya tujuan tersebut maka di dalam penyimpanan harus mempunyai suatu manajemen yang memiliki standar pelayanan guna tercapai tujuan pelayanan yang baik dan benar.
            Analisis SWOT (Strengths-Weaknesses-Opportunities-Threats) atau di-Indonesiakan menjadi analisis KEKEPAN (Kekuatan-Kelemahan-Kesempatan-Ancaman) sudah sangat umum dikenal dan mudah untuk dilakukan. Proses manajemen strategis adalah sebuah proses delapan langkah yang mencakup perencanaan strategis, pelaksanaan atau penerapan dan evaluasi. Analisis adalah suatu kegiatan untuk memahami seluruh informasi yang terdapat pada suatu kasus, mengetahui isu apa yang sedang terjadi, dan memutuskan tindakan apa yang harus segera dilakukan untuk memecahkan masalah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi sebuah perusahaan dan organisasi internal maupun eksternal. Analisa ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan(Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats).
B.   RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1.    Bagaimana  SWOT di RSU Lasinrang?
2.    Bagaimana analisis SWOT RSU Lasinrang?
C. TUJUAN
            Berdasarkan uraian rumusan masalah diatas maka dapat dirumuskan tujuan sebagai berikut:
1.    Mengetahui  SWOT di RSU Lasinrang.
2.    Mengetahui analisis SWOT RSU Lasinrang.













BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.   TINJAUAN UMUM TENTANG PERENCANAAN
            Planning atau perencanaan ialah suatu rangkaian persiapan tindakan untuk mencapai tujuan. Perencanaan merupakan pedoman, garis-garis besar atau petunjuk-petunjuk yang harus dituruti jika menginginkan hasil yang baik sebagaimana direncanakan.
            Pertama-tama harus memusatkan apa yang ingin dikerjakan, tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang untuk organisasi serta memutuskan alat apa yang akan digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. Dalam rangka melakukan hal tersebut, ia harus meramalkan sejauh mana kemungkinan tersebut dapat dicapai, baik dilihat dari asep ekonomi, sosial maupun lingkungan politik tempat organisasi berorganisasi serta dihubungkan dengan sumber-sumber yang ada untuk mewujudkan rencana tersebut. Perencanaan juga mencakup fungsi budgeting, sebab budget merupakan rencana pengeluaran sejumlah uang untuk melakukan suatu tujuan.
1.    Pengertian Perencanaan
Untuk mengetahui dan memahami hakekat perencanaan, maka kita perlu mengetahui pengertian atau definisinya, di antaranya :
a.    George R. Terry: Perencanaan adalah pemulihan fakta-fakta dan usaha menghubung-hubungkan antara fakta yang satu dengan yang lain, kemudian membuat perkiraan dan peramalan tentang keadaan dan perumusan tindakan untuk masa yang akan datang yang sekiranya diperlukan untuk menghendaki hasil yang dikehendaki.
b.    Harold Koontz dan O’Donnell: Perencanaan adalah tugas seorang manajer untuk menentukan pilihan dari berbagai alternatif, kebijaksanaan, prosedur dan program.
c.    W. H. Newman: Perencanaan adalah suatu penngambilan keputusan pendahuluan mengenai apa yang harus dikerjakan dan merupakan langkah-langkah sebelum kegiatan dilaksanakan.
d.    Dr. SP. Siagian MPA.: Perencanaan dapat didefinisikan sebagai keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara matang dari hal-hal yang akan dikerjakan di masa yang akan datang dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan.
            Dari penjelasan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa perencanaan merupakan kegiatan menetapkan, merumuskan tujuan dan mengatur pendaya-gunaan manusia, material, metode dan waktu secara efektif dalam rangkan pencapaian tujuan.
Widjojo dalam Lembaga Administrasi Negara (1985: 31), menjelaskan sebagai berikut :  Perencanaan pada asasnya berkisar pada dua hal :
1)    Penentuan pilihan secara sadar mengenai tujuan-tujuan konkret yang hendak dicapai dalam jangka waktu tertentu atas dasar nilai-nilai yang dimiliki masyarakat yang bersangkutan.
2)    Pilihan di antara cara-cara alternatif yang efesien serta rasional guna mencapai tujuan-tujuan tersebut, baik untuk penentuan tujuan yang meliputi jangka waktu tertentu maupun bagi pemilihan cara-cara tersebut diperlukan ukuran-ukuran atau kriteria-kriteria tertentu yang terlebih dahulu harus dipilih pula.
2.    Tujuan Perencanaan
Setiap kegiatan organisasi dalam mencapai tujuan perlu perencanaan yang matang sesuai dengan tujuannya. Hal tersebut disesuaikan menurut bidang-bidang yang akan dicapai.
Albert Silalahi (1987: 167), menjelaskan bahwa tujuan perencanaan adalah sebagai berikut:
a.    Perencanaan adalah jalan atau cara untuk mengantifikasi dan merekam perubahan (a way to anticipate and offset change).
b.    Perencanaan memberikan pengarahan (direction) kepada administrator-administrator maupun non-administrator.
c.    Perencanaan juga dapat menhindari atau setidak-tidaknya memperkecil tumpang-tindih dan pemborosan (wasteful) pelaksanaan aktivitas-aktivitas.
d.    Perencanaan menetapkan tujuan-tujuan dan standar-standar yang akan digunakan untuk memudahkan pengawasan.

3.    Fungsi-Fungsi Perencanaan (Planning)
Sejalan dengan apa yang dikemukakan di atas, maka perlu diketahui fungsi-fungsi dari planning itu sendiri, yaitu:
a.    Menentukan titik tolak dan tujuan usaha.
Tujuan adalah sesuatu yang ingin dicapai sehingga merupakan sasaran, sedangkan perencanaan adalah alat untuk mencapai sasaran tersebut. Setiap usaha yang baik harus memiliki titik tolak, landasan dan tujuannya. Misalnya seseorang ingin pergi dari Bandung ke Surabaya naik kereta api. Di sini Surabaya merupakan tujuan, sedangkan kereta api merupakan perencanaan atau alat mencapai sasaran tersebut.
b.    Memberikan pedoman, pegangan dan arah.
Suatu perusahaan harus mengadakan perencanaan apabila hendak mencapai suatu tujuan. Tanpa perencanaan, suatu perusahaan tidak akan memiliki pedoman, pegangan dan arahan dalam melaksanakan aktivitas kegiatannya. Misalnya seorang pilot terbang melintasi Samudera tanpa mengetahui apakah ia ingin menuju ke Inggris, Belanda atau Australia, maka ia akan berada di dalam ketidak-pastian.
c.    Mencegah pemborosan waktu, tenaga dan material.
Dalam menetapkan alternatif dalam perencanaan, kita harus mampu menilai apakah alternatif yang dikemukakan realistis atau tidak atau dengan kata lain, apakah masih dalam batas kemampuan kita serta dapat mencapai tujuan yang kita tetapkan. Misalnya suatu perusahaan menetapkan tujuan bahwa omzet penjualan untuk tahun yang akan datang dinaikkan sebanyak 10%. Untuk itu ditetapkan alternatif media promosi antara lain radio, majalah dan surat kabar. Karena keterbatasan dana yang dimiliki, pilihan jatuh pada surat kabar karena dianggap realitas dan paling ekonomis. Tetapi selain itu, perencanaan yang baik memerlukan pemikiran lebih lanjut tentang surat kabar apa, hari pertemuannya dan judul iklan.
d.    Memudahkan pengawasan.
Dengan adanya planning, kita dapat mengetahui penyelewengan yang terjadi karena planning merupakan pedoman dan patokan dalam melakukan suatu usaha. Agar dapat membuat perencanaan yang baik, maka manajer memerlukan data-data yang lengkap, dapat dipercaya serta aktual.
e.    Kemampuan evaluasi yang teratur.
Dengan adanya planning, kita dapat mengetahui apakah usaha yang kita lakukakn sudah sesuai dengan tujuan yang ingin kita capai. Sehingga tidak terjadi under planning dan over planning.
f.     Sebagai alat koordinasi.
Perencanaan dalam suatu perusahaan kadang-kadang begitu kompleks, karena untuk perencanaan tersebut meliputi berbagai bidang di mana tanpa koordinasi yang baik dapat menimbulkan benturan-benturan yang akibatnya dapat cukup parah. Dapat kita misalkan, perjalanan suatu kereta api yang dengan tanpa adanya koordinasi yang baik, kemungkinan akan terjadi tabrakan atau harus menunggu terlalu lama pada simpangan-simpangan.
4.    Latar Belakang Lahirnya Perencanaan
Suatu perencanaan lahir  bukanlah secara kebetulan melainkan ada sebab berupa inisiatif atau prakarsa dari dalam dan luar organisasi. Sebagaimana asal lahirnya suatu perencanaan meliputi berbagai sumber, antara lain:
a.    Policy top management: puncak pimpinanlah yang mengeluarkan kebijakan diadakannya perencanaan karena memang merekalah sebagai pemegangpolicy.
b.    Hasil pengawasan: berdasarkan hasil pengawasan terkumpullah sejumlah data dan fakta yang dibuat dalam satu perencanaan baru yang memperbaiki atau merombak yang pernah dilaksanakan.
c.    Inisiatif dari dalam: planning juga dapat lahir akibat adanya saran-saran dari pihak luar yang mungkin secara langsung atau tidak langsung, yang mempunyai kepentingan dengan organisasi.
d.    Kebutuhan masa depan: suatu perencanaan dibuat sebagai persiapan masa depan ataupun menghadapi rintangan dan hambatan yang sewaktu-waktu bisa terjadi.



B. TINJAUAN UMUM TENTANG ANALISIS SWOT
            Analisa SWOT adalah sebuah bentuk analisa situasi dan kondisi yang bersifat deskriptif (memberi gambaran). Analisa ini menempatkan situasi dan kondisi sebagai sebagai faktor masukan, yang kemudian dikelompokkan menurut kontribusinya masing-masing. Satu hal yang harus diingat baik-baik oleh para pengguna analisa SWOT, bahwa analisa SWOT adalah semata-mata sebuah alat analisa yang ditujukan untuk menggambarkan situasi yang sedang dihadapi atau yang mungkin akan dihadapi oleh organisasi, dan bukan sebuah alat analisa ajaib yang mampu memberikan jalan keluar yang cespleng bagi masalah-masalah yang dihadapi oleh organisasi. 
            Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis. Keempat faktor itulah yang membentuk akronim SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, dan threats). Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis atau proyek dan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut. Analisa SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya, kemudian menerapkannya dalam gambar matrik SWOT, dimana aplikasinya adalah bagaimana kekuatan (strengths) mampu mengambil keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities) yang ada, bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mencegah keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities)yang ada, selanjutnya bagaimana kekuatan (strengths) mampu menghadapi ancaman (threats) yang ada, dan terakhir adalah bagimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mampu membuat ancaman (threats) menjadi nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru.
Analisa ini terbagi atas empat komponen dasar yaitu : 
1. Strength (S), adalah situasi atau kondisi yang merupakan kekuatan dari organisasi atau program pada saat ini. 
2. Weakness (W), adalah situasi atau kondisi yang merupakan kelemahan dari organisasi atau program pada saat ini. 
3. Opportunity (O), adalah situasi atau kondisi yang merupakan peluang diluar organisasi dan memberikan peluang berkembang bagi organisasi dimasa depan.
4. Threat (T), adalah situasi yang merupakan ancaman bagi organisasi yang datang dari luar organisasi dan dapat mengancam eksistensi organisasi dimasa depan.
           Selain empat komponen dasar ini, analisa SWOT, dalam proses penganalisaannya akan berkembang menjadi beberapa Subkomponen yang jumlahnya tergantung pada kondisi organisasi. Sebenarnya masing-masing subkomponen adalah pengejawantahan dari masing-masing komponen, seperti Komponen Strength mungkin memiliki 12 subkomponen, Komponen Weakness mungkin memiliki 8 subkomponen dan seterusnya.

Jenis-Jenis Analisis SWOT
1. Model Kuantitatif
            Sebuah asumsi dasar dari model ini adalah kondisi yang berpasangan antara S dan W, serta O dan T. Kondisi berpasangan ini terjadi karena diasumsikan bahwa dalam setiap kekuatan selalu ada kelemahan yang tersembunyi dan dari setiap kesempatan yang terbuka selalu ada ancaman yang harus diwaspadai. Ini berarti setiap satu rumusan Strength (S), harus selalu memiliki satu pasangan Weakness (W) dan setiap satu rumusan Opportunity (O) harus memiliki satu pasangan satu Threath (T). 
            Kemudian setelah masing-masing komponen dirumuskan dan dipasangkan, langkah selanjutnya adalah melakukan proses penilaian. Penilaian dilakukan dengan cara memberikan skor pada masing -masing subkomponen, dimana satu subkomponen dibandingkan dengan subkomponen yang lain dalam komponen yang sama atau mengikuti lajur vertikal. Subkomponen yang lebih menentukan dalam jalannya organisasi, diberikan skor yang lebih besar. Standar penilaian dibuat berdasarkan kesepakatan bersama untuk mengurangi kadar subyektifitas penilaian.
2. Model Kualitatif
            Urut-urutan dalam membuat Analisa SWOT kualitatif, tidak berbeda jauh dengan urut-urutan model kuantitatif, perbedaan besar diantara keduanya adalah pada saat pembuatan subkomponen dari masing-masing komponen. Apabila pada model kuantitatif setiap subkomponen S memiliki pasangan subkomponen W, dan satu subkomponen O memiliki pasangan satu subkomponen T, maka dalam model kualitatif hal ini tidak terjadi. Selain itu, SubKomponen pada masing-masing komponen (S-W-O-T) adalah berdiri bebas dan tidak memiliki hubungan satu sama lain. Ini berarti model kualitatif tidak dapat dibuatkan Diagram Cartesian, karena mungkin saja misalnya, SubKomponen S ada sebanyak 10 buah, sementara subkomponen W hanya 6 buah. 
            Sebagai alat analisa, analisa SWOT berfungsi sebagai panduan pembuatan peta. Ketika telah berhasil membuat peta, langkah tidak boleh berhenti karena peta tidak menunjukkan kemana harus pergi, tetapi peta dapat menggambarkan banyak jalan yang dapat ditempuh jika ingin mencapai tujuan tertentu. Peta baru akan berguna jika tujuan telah ditetapkan. Bagaimana menetapkan tujuan adalah bahasan selanjutnya yaitu membangun visi-misi organisasi atau program.
1. Strategi Kekuatan-Kesempatan (S dan O atau Maxi-maxi)
Strategi yang dihasilkan pada kombinasi ini adalah memanfaatkan kekuatan atas peluang yang telah diidentifikasi. Misalnya bila kekuatan perusahaan adalah pada keunggulan teknologinya, maka keunggulan ini dapat dimanfaatkan untuk mengisi segmen pasar yang membutuhkan tingkat teknologi dan kualitas yang lebih maju, yang keberadaanya dan kebutuhannya telah diidentifikasi pada analisis kesempatan.
2. Strategi Kelemahan-Kesempatan (W dan O atau Mini-maxi)
Kesempatan yang dapat diidentifikasi tidak mungkin dimanfaatkan karena kelemahan perusahaan. Misalnya jaringan distribusi ke pasar tersebut tidak dipunyai oleh perusahaan. Salah satu strategi yang dapat ditempuh adalah bekerjasama dengan perusahaan yang mempunyai kemampuan menggarap pasar tersebut. Pilihan strategi lain adalah mengatasi kelemahan agar dapat memanfaatkan kesempatan.
3. Strategi Kekuatan-Ancaman (S atau T atau Maxi-min)
Dalam analisa ancaman ditemukan kebutuhan untuk mengatasinya. Strategi ini mencoba mencari kekuatan yang dimiliki perusahaan yang dapat mengurangi atau menangkal ancaman tersebut. Misalnya ancaman perang harga.
4. Strategi Kelemahan-Ancaman (W dan T atau Mini-mini)
Dalam situasi menghadapi ancaman dan sekaligus kelemahan intern, strategi yang umumnya dilakukan adalah “keluar” dari situasi yang terjepit tersebut. Keputusan yang diambil adalah “mencairkan” sumber daya yang terikat pada situasi yang mengancam tersebut, dan mengalihkannya pada usaha lain yang lebih cerah. Siasat lainnya adalah mengadakan kerjasama dengan satu perusahaan yang lebih kuat, dengan harapan ancaman di suatu saat akan hilang. Dengan mengetahui situasi yang akan dihadapi, anak perusahaan dapat mengambil langkah-langkah yang perlu dan bertindak dengan mengambil kebijakan-kebijakan yang terarah dan mantap, dengan kata lain perusahaan dapat menerapkan strategi yang tepat

Manfaat Analisa SWOT
1.      Untuk melakukan perencanaan dalam upaya mengantisipasi masa depan dengan melakukan pengkajian bedasarkan pengalaman masa lampau, ditopang sumber daya dan kemampuan yang miliki saat ini yang akan diproyeksikan kemasa depan.
2.      Untuk menganalisis kesempatan/peluang dan kekuatan dalam membuat rencana jangka panjang.
3.      Untuk mengatasi ancaman dan kelemahan yang mempunyai kecendrungan menghasilkan rencana jangka pendek, yaitu rencana untuk perbaikan.
4.      Untuk mengidentifikasi Faktor eksternal (O dan S) dan Faktor Internal (S da W)

C.  TINJAUAN UMUM MENGENAI RUMAH SAKIT
       Menurut WHO (World Health Organization), rumah sakit adalah bagian integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan pelayanan paripurna (komprehensif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pencegahan penyakit (preventif) kepada masyarakat. Rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan bagi tenaga kesehatan dan pusat penelitian medik.
Rumah sakit adalah sebuah institusi perawatan kesehatan profesional yang pelayanannya disediakan oleh dokterperawat, dan tenaga ahli kesehatan lainnya.       Berdasarkan undang-undang No. 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit, yang dimaksudkan dengan rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
            Rumah sakit yang lain yaitu suatu lembaga dalam mata rantai system kesehatan nasional yang mengembang tugas pelayanan kesehatan untuk seluruh masyarakat . Selain pengertian rumah sakit yang telah di uraikan diatas, dapat juga di jelaskan pengertian rumah sakit swasta dan rumah sakit pemerintah. Rumah sakit swasta adalah rumah sakit yang di dirikan oleh pihak swasta (non pemerintah) yaitu beberapa orang yang sepakat untuk mendirikan suatu badan hukum atau perusahaan hokum (rechts persoon atau belanda, person moralis atau latin, legal persons atau inggris). Dan badan hokum ini melakukan kegiatan dalam bidang pendirian dan menjalankan rumah sakit.
            Sedangkan rumah sakit pemerintah adalah rumah sakit yang di kelola oleh pemerintah, biayanya untuk pengelolaan rumah sakit sepenuhnya di danai oleh pemerintah dengan cara mennganggarkannya dalam APBD, APBN dan lainya
Tugas dan Fungsi Rumah Sakit
            Rumah Sakit Umum mempunyai misi memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Tugas rumah sakit umum adalah melaksanakan upaya pelayanan kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan peningkatan dan pencegahan serta pelaksanaan upaya rujukan.
            Dimana untuk menyelenggarakan fungsinya, maka Rumah Sakit umum menyelenggarakan kegiatan :
a. Pelayanan medis 
b. Pelayanan dan asuhan keperawatan
c. Pelayanan penunjang medis dan nonmedis
d. Pelayanan kesehatan kemasyarakatan dan rujukan
e. Pendidikan, penelitian dan pengembangan
f. Administrasi umum dan keuangan
Sedangkan menurut undang-undang No. 44 tahun 2009 tentang rumah sakit, fungsi rumah sakit adalah :
a.    Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan seuai dengan standar pelayanan rumah sakit.
b.    Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis.
c.    Penyelenggaaan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan.
d.   Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahan bidang kesehatan.
D. TINJAUAN UMUM RSU LASINRANG
            Rumah Sakit Umum Lasinrang Pinrang merupakan pelayanan kesehatan yang di bangun pada awal tahun 1960 yang terletak di jalan lasinrang No. 26 Pinrang. Perubahan status kelas C berdasarkan SK menteri Kesehatan RI Nomor: 543/Menkes/SK/VI/1996 sejalan dengan meningkatnya permintaan pelayanan kesehatan sedangkan sarana dan prasarana sudah tidak memungkinkan untuk di kembangkan maka pada tanggal 1 Agustus 1996 mulai dilaksanakan pembangunan dilokasi baru dengan peletakan baru pertama oleh bupati pinrang H.A. Firdaus Amirullah.
Rumah Sakit Umum Lasinrang Pinrang yang baru menempati luas tanah ± 3 Ha. Yang terletak di jalan macan No. 22 di Kelurahan Macorawalie Kecamatan Watang Sawitto. Pembangunan rumah sakit dilaksanakan secara bertahap tahun 2001-2004 pembangunan rumah sakit sangat pesat berkat dukungan pemerintah daerah dalam hal ini Drs. H. A. Nawir MP, selaku bupati Pinrang yang mempunyai perhatian besar terhadap pelayanan kesehatan khususnya di RSU Lasinrang Pinrang. Peresmian secara simbolis bersama kantor Bupati Pinrang oleh bapak Gubernur H. Z. B. Palaguna yang mana operasionalnya mulai tanggal 1 Agustus 2002.
       Rumah Sakit Umum Lasinrang Pinrang menempati bangunan ± 7.463.125 m2 dengan fasilitas peralatan sudah lebih dari cukup. Rumah Sakit Umum L:asinrang Pinrang telah mendapat pengakuan (terakreditasi) dari pusat dengan 5 Pokja yaitu pelayanan, administrasi, perawatan, Unit Gawat Darurat dan Rekam Medis. Dengan nilai yang di peroleh adalah sangat memuaskan.
       Dalam hal pelayanan rujukan kesehatan, rumah sakit umum Lasinrang Pinrang melayani rujukan dari 14 Puskesmas yang ada di Kabupaten Pinrang, 2 rumah sakit swasta dalam wilayah Kabupaten Pinrang, serta RSU Lasinrang juga menerima rujukan dari luar kabupaten Pinrang.
       Rumah Sakit Umum Lasinrang Pinrang adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten Pinrang yang secara teknis fungsional bertanggung jawab kepada kepala dinas kesehatan dan teknis operasional bertanggung jawab kepada kepala daerah yang mempunai tugas pokok melaksanakan upaya pelayanan kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan upaya penyembuhan, pemulihan yang dilaksanakan secara serasi terpadu dalam rangka pelaksaan peningkatan pelayanan kesehatan serta pencegahan penyakit dan melakukan upaya rujukan di wilayah kabupaten Pinrang.
Kepemimpinan direktur RSU Lasinrang sejak tahun 1961 dapat di uraikan sebagai berikut:
1.    Periode tahun 1961-1965   : P.S. TARUK ALLO
2.    Periode tahun 1965-1971   : Dr. SUTANTYO
3.    Periode tahun 1971-1975   : Dr. HABAR GARU
4.    Periode tahun 1975-1979   : Dr. NASARUDDIN RITONGA
5.    Periode tahun 1979-1984   : Dr. MURSAD ABDI
6.    Periode tahun 1984-1989   : Dr. F. C. S. SOPACUA
7.    Periode tahun 1989-1993   : Dr. DWI DJOKO PURNOMO, MPH
8.    Periode tahun 1993-1999   : Dr. ABDUL RAUF BAJA
9.    Periode tahun 1999-2001   : Dr. DALLE MAKKARAKA
10.     Periode tahun 2001-2008: Dr.H. MAKBUL TAPA, MARS
11.     Periode tahun 2008-sekarang: Drg. Hj. SITTI HASNAH SYAM, MARS

B.  Struktur Rumah Sakit
Struktur organisasi rumah sakit umum Lasinrang Pinrang di bentuk berdasarkan PERDA No. 18 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Umah Sakit Umum Lasinrang Kabupaten Pinrang.


C.  Uraian Struktur RSU Lasinrang Pinrang
Uraian struktur Organisasi Rumah Sakit Umum Lasinrang Pinrang Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor. 41 Tahun 2007 adalah sebagai berikut:
1.    Direktur RSU Lasinrang                : Drg. Hj. Siti Hasnah Syam, MARS
2.    Sekretaris                                       : H. Salman, SKM
a)      Ka. Sub. Bag. Kepegawaian        : Hairul, S.Sos
b)      Ka. Sub. Bag. Perlengkapan        : Andarias Tasarane, S.Sos
c)       Ka. Sub. Bag. Keuangan             : Haruna, S.kep, M.Kes
d)     Ka. Bid. Perencanaan & Pengembangan             : Dr. Syamsir Usman, MARS
e)      Sub. Bidang Program & Informasi                      : Mahyuddin, SKM
f)       Sub. Bid. Pengembangan SDM &                       : Muh. Assidiq, SKM, M.Kes
Remunerasi
4.    Ka. Bid. Pelayanan Medis                         : Dr. H. Rifai Umar, MARS
a)      Sub. Bid. Pelayanan Medis                     : Hj. Zam zam, SKM
b)      Sub. Bid. Penunjang Medik &                : Sukarta, SKM, M.Kes
Non Medik
5.    Ka. Bid. Keperawatan                               : Sunarsih, S.Kep. NS
a)       Sub. Bid. Bimbingan Asuhan             : Andi, Saridah, Amd Keperawatan
b)      vSub. Bid. Logistik  & SDM            : Sahidah, SKM Keperawatan

D.  Sarana Dan Prasarana Rumah Sakit
       Upaya Rumah sakit umum lasinrang untuk meningkatkan mutu pelayanan ialah dengan melakukan peningkatkan sarana dan prasarana rumah sakit. Sejak pindah ke lokasi yang baru pada bulan Agustus Tahun 2002 memiliki kemajuan dalam peningkatkan sarana dan prasarana, baik dalam hal desain bangunan, jumlah bangunan dan pengadaan alat-alat kedokteran yang canggih, serta penunjang lainnya baik bersifat medis maupun non medis.

SARANA FISIK RSU LASINRANG PER DESEMBER 2011
URAIAN
KETERANGAN
Luas tanah
Sarana air bersih
Listrik
Pengelolaan limbah padat
Pengelolaan limbah cair
Kendaraan Roda 4
·         1 untuk jenazah
·         3 untuk pasien
·         6 operasional

Telepon
Komputer
Bangunan dengan luas
Yang terdiri dari:
1.      Kantor dan apotik
2.      Mushollah
3.      Instalasi gawat darurat
4.      Poliklinik spesialis
5.      Laboratorium
6.      Radiologi
7.      Perawatan bedah/mata (melati)
8.      Perawatan anak (mawar)
9.      Perawatan obgyn  (Asoka)
10.  Kamar bersalin
11.  Perawatan interna I (cempaka I)
12.  Perawatan interna II (cempaka II)
13.  Perawatan VIP (anggrek)
14.  Perawatan VIP Room
15.  Intensif care Unit
16.  Rekam medis/ fisioterapi
17.  Asrama petugas putri
18.  Asrama petugas putra
19.  Gedung garasi
20.  Rumah dinas
21.  Rumah dokter
22.  Dapur
23.  Loundry
24.  Gudang
25.  MCK
26.  Selasar
27.  Kamar Mayat
28.  Kantin
29.  Ruang Tunggu Pasien
30.006 M2
PDAM dan sumur bor
PLN & genzet
Incenerator
1 Unit
10 Unit




2 saluran
   Unit
7.463.125 M2

640          M2
70            M2
330          M2
324          M2
250          M2
300          M2
577,5       M2
420          M2
172,5       M2
172,5       M2
378          M2
325          M2
271,875   M2
231          M2
168          M2
245          M2
192          M2
124          M2
75            M2
70            M2
70            M2
195          M2
155          M2
40            M2
45            M2
1371.75   M2
40            M2
120          M2
90            M2

E.  Sumber daya Manusia
Sumber daya manusia merupakan sesuatu yang sangat vital bagi organisasi rumah sakit. Sumber daya di katakan baik bila memiliki kualitas, kuantitas dan komitmen sejalan dengan tujuan dan fungsirumah sakit. Rumah sakit umum lasinrang memiliki sumber daya manusia yang dapat dibagia atas tenaga medis, paramedis perawatan, paramedis non perawatan  dan tenaga non medis. Kondisi sumber daya rumas sakit umum lasinrang, dapat kita lihat sesuai dengan tabel dibawah ini.

F.   Pernyataan Visi Dan Misi
Mekanisme penyusunan visi dan misi dimulai dengan penyerapan nilai, harapan dan cita-cita Stakeholder. Pengumpulan dan penjaringan aspirasi dilakukan dengan metode fokus grup diskusion baik secara internal rumah sakit maupun dengan pihak eksternal RS. Sehingga hasil rumusan menjadi suatu perumusan yang berlandaskan ilmiah dan terukur.
1.    Visi RSU Lasinrang
Visi merupakan pandangan jauh kedepan, kemana dan bagaimana instansi pemerintah harus di bawa dan berkarya agar konsiten dan dapat eksis, antisipatif, inovatif serta produktif. Visi tidak lain adalah suatu gambaran yang menantang tentang  keadaan masa depan berisikan cita dan citra yang ingin  diwujudkan oleh instansi pemerintah. Dengan mengacu pada batasan tersebut, Visi Rumah Sakit Umum Lasinrang Pinrang sebagai berikut:

Terkemuka Dalam Kwalitas Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum Daerah Di Sulawesi Selatan

Proses penetapan visi ini dilandasi oleh berbagai alasan yang sesuai dengan kebutuhan kondisi dari lingkungan eksternal dan internal, diantaranya mengandung makna, bahwa untuk menjadikan rumah sakit umum lasinrang terkemuka dan pelayanan yang berkualitas di sulawesi Selatan.

2.    Misi RSU Lasinrang
Rumusan misi rumah sakit umum lasinrang berpedoman dengan alat ukur yaitu dengan berlandaskan 4 aspek pokok dari penelitian Balance Scord Card, yakni dengan melihat faktor:
     a.    Pertumbuhan dan pembelajaran
     b.    Proses bisnis internal
     c.    Kepuasan pelanggan
     d.   Pertumbuhan pendapatan
Berdasarkan ke 4 hal ini di atas maka misi RSU Lasinrang dapat di rumuskan sebagai berikut:
     a.    Melaksanakan pelayanan prima dan standar pelayanan kesehatan
     b.    Meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan dan latihan berkelanjutan
     c.    melaksanakan proses kegiatan secara efektif dan efisien.

3.    Motto RSU Lasinrang
Kepuasaan Anda Adalah Kebahagiaan Kami”

4.    Nilai RSU Lasinrang
Bekerja Keras, Jujur, Profesional, Team Work”




BAB III
ANALISIS SWOT
A.  SWOT TENTANG RSU LASINRANG
1.    Kekuatan (Strengths)
a)    Melaksanakan pelayanan prima sesuai kebutuhan pelanggan dan standar pelayanan kesehatan
b)    meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan dan latihan berkelanjutan
c)    melaksanakan proses kegiatan secara efektif dan efisien yang di dukung oleh sarana dan prasarana yang memadai.
d)   Adanya fasilitas yang memadai
e)    Adanya dokter umum dan spesialis
f)    Lingkungan yang bersih
g)   Rumah sakit umum lasinrang melayani 14 rujukan dari berbagai kecamatan  yang ada di pinrang, dan dua rumah sakit swasta yang ada di pinrang
h)   Memiliki ruang rawat inap dengan berbagai macam kelas.

2.    Kelemahan (Weaknesses)
a)    Pelayanan Kedokteran spesialis masih terbatas.
b)   Lamanya waktu tunggu pelayanan di RSU Lasinrang rawat inap dan jalan.
c)    Masih terjadi complain keluhan penanganan pasien rawat inap di ruangan.
d)   Sarana sanitasi di ruangan khususnya kamar mandi/wc masih kurang nyaman.
e)    Pelayanan yang ada masih terkendala dengan kurangnya sarana alat dan petugas kesehatan.
f)    Birokrasi atau prosedur yang berbelit-belit.
g)   Jumlah Dokter yang tersedia sedikit, RS ini tersedia lebih sedikit dibanding rata-rata RS di sulsel.
h)   Obat yang dibutuhakan kadang-kadang tidak tersedia di Apotek.
i)     Fasilitasnya tidak lengkap
j)     Keamanan yang ada di area parkir Rumah Sakit Lasinrang kurang aman
k)   Tenaga kesehatanya selalu murung menangani paseiennya

3.    Peluang (Opportunities)
a)    Semakin terbuka kesempatan memiliki SDM yang baik, adanya kepercayaan pihak ketiga/ perhatian pemerintah terhadap warga miskin dan jumlah warga miskin peserta Jamkesmas yang makin banyak.
b)   Jumlah Penduduk yang makin berkembang merupakan potensi rumah sakit yang masih dapat dikembangkan.
c)    Terdapat institusi pendidikan yang memerlukan tempat praktek dan belajar bagi mahasiswa/terbukanya kesempatan magang bagi para pelajar dan mahasiswa.
d)   RSU ini berpeluang menjadi rujukan bagi puskesmas-puskesmas di derah pinrang dan luar pinrang.
e)    Karena jumlah dokter spesialis tersedia sedikit, maka rumah sakit ini berpeluang mendatangkan tenaga dokter termasuk dokter spesialis yang dibutuhkan.
f)    Bertambahnya minat pasien untuk mendapatkan perawatan di kelas utama dan ruang vip.
g)   Dapat bekerjasama dengan kementrian RI untuk lebih meningkatkan fasilitas di rumah sakit ini di tunjang dengan dokter ahli yang masih sedikit berpeluang untuk mendatangkan dokter ahli untuk melayani pasien yang bertambah banyak.

4.    Ancaman (Threats)
a)    Bertambahnya angka kematian pasien akibat kurangnya alat medis atau alat kedokterana yang lengkap dan kurang penanganan secara profesional oleh pihak rumah sakit lasinrang
b)   Tingkat maturitas budaya keselamatan pasien di RSUD Lasinrang Pinrang tergolong reaktif dikarenakan dukungan manajemen terhadap keselamatan pasien yang masih sangat rendah. dukungan manajemen terhadap keselamatan pasien masih sangat rendah maka dapat menghambat peningkatan budaya keselamatan pasien yang ada di RSUD Lasinrang Pinrang.
c)    Pemberian layanan kesehatan yang lambat mengakibatkan warga tidak terdorong untuk ke RSUD Lasinrang
d)   Daya tariknya bagi pelanggan rendah dikarenakan Penolakan memberi layanan kesehatan bagi warga miskin yang tidak melewati proses administrasi.
e)    Ketidakadilan dalam pelayanan kesehatan 
f)    Adanya rumah sakit swasta yang didirikan di daerah pinrang.

B.  STRATEGI PENGEMBANGAN RSU LASINRANG
1.    Strategi Kekuatan-Kesempatan (S dan O atau Maxi-maxi)

Melaksanakan pelayanan prima sesuai kebutuhan pelanggan dan standar pelayanan kesehatan di tunjang lingkungan yang bersih, Rumah sakit umum lasinrang melayani  rujukan dari berbagai kecamatan  yang ada di pinrang, dan dua rumah sakit swasta yang ada di pinrang

 
  




 







2.    Strategi Kelemahan-Kesempatan (W dan O atau Mini-maxi)
 











3.    Strategi Kelemahan-Ancaman (W dan T atau Mini-mini)
4.     

Melaksanakan pelayanan prima sesuai kebutuhan pelanggan dan standar pelayanan kesehatan di tunjan dengan ruangan yang banyak untuk pasien rawat inap berbagai kelas.

 
5.       


6.      trategi Kekuatan-Ancaman (S atau T atau Maxi-min)

Adanya rumah sakit swasta yang didirikan di derah pinrang menjadi ancaman terbesar rsu ini, namun dari sisi ruangan yang banyak dan berbagai kelas maka ini di jadikan kekuatan atau daya tarik untuk tetap berobat.
 
 






4.  Strategi Kelemahan-Ancaman (W dan T atau Mini-mini)
 










Secara ringkat, matriks analisis SWOT RSU LASINRANG sebagai berikut :

SW

OT
Strength
Fasilitas yang memadai. Tempat rujukan dari puskesmas setempat.
Weakness
Kurang dokter spesialis, pelayanan kurang baik.
Prosedur yang terlalu lama
Opportunity
Terdapat institusi pendidikan tempat praktek dan belajar bagi mahasiswa. Tempat yang luas.
STRATEGI S-O
Dapat menjadi rujukan untuk pasien serta mahasiswa magang
STRATEGI W-O
Mendatangkan dokter spesialis, di mulai dari mahasiswa magang

Treat
Adanya rumah sakit swasta yang didirikan di pinrang
STRATEGI S-T
Memanfaatkan fasilitas ruang rawat inap yang banyak untuk menjadi daya tarik pasien.
STRATEGI W-T
Meningkatkan pelayanan dan lebih mengedepankan kepentingan pasien


BAB IV
PENUTUP

A.  KESIMPULAN
       Keunggulan rumah sakit lasinrang adalah dalam melaksanakan tugas sangat mengedepankan pelayanan prima sesuai kebutuhan pelanggan dan standar pelayanan kesehatan di tunjang lingkungan yang bersih, Rumah sakit umum lasinrang  melayani  rujukan dari berbagai kecamatan  yang ada di Pinrang, dan diluar rumah sakit swasta yang ada di pinrang. Meskipun demikian tak banyak orang yang menyukai berobat di rumah sakit ini karena alasan dokter serta pelayanan yang menurut mereka kurang puas dengan hasilnya, banyak keluhan-keluhan masyarakat rawat jalan maupun rawat inap mengenai pelayanan di rumah sakit ini. Ditambah adanya rumah sakit swasta yang di bangun di daerah pinrang membuat rumah sakit ini mendapat tantangan besar.                       
       Maka dari itu rumah sakit ini berupaya memanfaatkan kesempatan-kesempatan yang ada untuk lebih melayani pasien serta tetap menjadi pilihan utama tempat berobat bagi warga setempat, mulai dari kerjasama antar pihak luar maupun menjadikan rumahs akit ini menjadi tempat mahasiswa magang agar memperoleh sumber daya manusia yang lebih kompeten, terampil.




B.  SARAN
Diharapkan rumah sakit ini memperbaiki pelayanan pasien, harus tetap mengedepankan kepentingan pasien, meskipun ada prosedur yang harus di patuhi tapi setidaknya harus melakukan kesiapsiagaan dalam menangani pasien agar pasien tak ada yang terlantar dan tetap menjadi rumah sakit rujukan yang selalu mengedepankan kepentingan pasien diatas segalanya.