BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Rumah sakit merupakan suatu tempat yang terorganisasi
dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien, baik bersifat dasar,
spesialistik maupun subspesialistik. selain itu, rumah sakit juga dapat di
gunakan sebagai lembaga profesi kesehatan (Adisasmito, 2007:1).
Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk
memelihara dan meningkatkan ksehatan dan tempat yang di gunakan untuk
menyelenggarakan di sebut sarana kesehatan. Sarana kesehatan berfungsi untuk
melakukan upaya kesehatan dasar atau melakukan upaya kesehatan rujukan. Selain
itu, sarana kesehatan dapat juga di pergunakan untuk kepentingan pendidikan dan
pelatihan serta penelitian,pengembangan ilmu pengetahuan dam tehnologi di
bidang kesehatan. Sarana kesehatan meliputi rumah sakit, apotek, praktek
dokter, took obat, laboratorium kesehatan, dan lain-lain. Dalam penyelenggaran
upaya kesehatan di perlukan perbekalan kesehatan yang meliputi sediaan farmasi,
alat kesehatan dan perbekalan kesehatan lainya (Prof. Dr. Charles I.P.
Siregar,M.SC,2003:1). Dalam suatu pelayanan
di rumah sakit salah satu faktor yang tidak dapat terlepas untuk perkembangan
suatu rumah sakit adalah pelayanan di instalansi farmasi. Instalansi farmasi
merupakan fasilitas penyelenggaraan pelayanan yang dapat menunjang tercapainya
tujuan pelayanan yang memenuhi standar pelayanan di rumah sakit.di dalam
instalansi farmasi tidak dapat terlepas dari faktor penyimpanan perbekalan
farmasi, seperti penyimpanan obnat dan alat kesehatan lainya, guna tercapainya
tujuan tersebut maka di dalam penyimpanan harus mempunyai suatu manajemen yang
memiliki standar pelayanan guna tercapai tujuan pelayanan yang baik dan benar.
Analisis SWOT
(Strengths-Weaknesses-Opportunities-Threats) atau di-Indonesiakan menjadi
analisis KEKEPAN (Kekuatan-Kelemahan-Kesempatan-Ancaman) sudah sangat umum
dikenal dan mudah untuk dilakukan. Proses manajemen strategis adalah sebuah
proses delapan langkah yang mencakup perencanaan strategis, pelaksanaan atau
penerapan dan evaluasi. Analisis adalah suatu kegiatan untuk memahami seluruh
informasi yang terdapat pada suatu kasus, mengetahui isu apa yang sedang
terjadi, dan memutuskan tindakan apa yang harus segera dilakukan untuk
memecahkan masalah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa analisis SWOT adalah
identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi sebuah
perusahaan dan organisasi internal maupun eksternal. Analisa ini didasarkan
pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan(Strengths) dan
peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan
kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats).
B. RUMUSAN
MASALAH
Berdasarkan
uraian latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana
SWOT di RSU Lasinrang?
2. Bagaimana
analisis SWOT RSU Lasinrang?
C.
TUJUAN
Berdasarkan uraian rumusan masalah
diatas maka dapat dirumuskan tujuan sebagai berikut:
1. Mengetahui
SWOT di RSU Lasinrang.
2. Mengetahui
analisis SWOT RSU Lasinrang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. TINJAUAN UMUM TENTANG PERENCANAAN
Planning atau
perencanaan ialah suatu rangkaian persiapan tindakan untuk mencapai
tujuan. Perencanaan merupakan pedoman, garis-garis besar atau petunjuk-petunjuk
yang harus dituruti jika menginginkan hasil yang baik sebagaimana direncanakan.
Pertama-tama harus memusatkan apa
yang ingin dikerjakan, tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang untuk
organisasi serta memutuskan alat apa yang akan digunakan untuk mencapai tujuan
tersebut. Dalam rangka melakukan hal tersebut, ia harus meramalkan sejauh mana
kemungkinan tersebut dapat dicapai, baik dilihat dari asep ekonomi, sosial
maupun lingkungan politik tempat organisasi berorganisasi serta dihubungkan
dengan sumber-sumber yang ada untuk mewujudkan rencana tersebut. Perencanaan
juga mencakup fungsi budgeting, sebab budget merupakan rencana
pengeluaran sejumlah uang untuk melakukan suatu tujuan.
1. Pengertian
Perencanaan
Untuk
mengetahui dan memahami hakekat perencanaan, maka kita perlu mengetahui
pengertian atau definisinya, di antaranya :
a. George
R. Terry: Perencanaan adalah pemulihan fakta-fakta dan usaha
menghubung-hubungkan antara fakta yang satu dengan yang lain, kemudian membuat
perkiraan dan peramalan tentang keadaan dan perumusan tindakan untuk masa yang
akan datang yang sekiranya diperlukan untuk menghendaki hasil yang dikehendaki.
b. Harold
Koontz dan O’Donnell: Perencanaan adalah tugas seorang manajer untuk menentukan
pilihan dari berbagai alternatif, kebijaksanaan, prosedur dan program.
c. W.
H. Newman: Perencanaan adalah suatu penngambilan keputusan pendahuluan mengenai
apa yang harus dikerjakan dan merupakan langkah-langkah sebelum kegiatan
dilaksanakan.
d. Dr.
SP. Siagian MPA.: Perencanaan dapat didefinisikan sebagai keseluruhan proses
pemikiran dan penentuan secara matang dari hal-hal yang akan dikerjakan di masa
yang akan datang dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan.
Dari penjelasan tersebut di atas
dapat disimpulkan bahwa perencanaan merupakan kegiatan menetapkan, merumuskan tujuan
dan mengatur pendaya-gunaan manusia, material, metode dan waktu secara efektif
dalam rangkan pencapaian tujuan.
Widjojo
dalam Lembaga Administrasi Negara (1985: 31), menjelaskan sebagai berikut
: Perencanaan pada asasnya berkisar pada dua hal :
1) Penentuan
pilihan secara sadar mengenai tujuan-tujuan konkret yang hendak dicapai dalam
jangka waktu tertentu atas dasar nilai-nilai yang dimiliki masyarakat yang
bersangkutan.
2) Pilihan
di antara cara-cara alternatif yang efesien serta rasional guna mencapai
tujuan-tujuan tersebut, baik untuk penentuan tujuan yang meliputi jangka waktu
tertentu maupun bagi pemilihan cara-cara tersebut diperlukan ukuran-ukuran atau
kriteria-kriteria tertentu yang terlebih dahulu harus dipilih pula.
2. Tujuan
Perencanaan
Setiap
kegiatan organisasi dalam mencapai tujuan perlu perencanaan yang matang sesuai
dengan tujuannya. Hal tersebut disesuaikan menurut bidang-bidang yang akan
dicapai.
Albert
Silalahi (1987: 167), menjelaskan bahwa tujuan perencanaan adalah sebagai
berikut:
a. Perencanaan
adalah jalan atau cara untuk mengantifikasi dan merekam perubahan (a way to
anticipate and offset change).
b. Perencanaan
memberikan pengarahan (direction) kepada administrator-administrator maupun
non-administrator.
c. Perencanaan
juga dapat menhindari atau setidak-tidaknya memperkecil tumpang-tindih dan
pemborosan (wasteful) pelaksanaan aktivitas-aktivitas.
d. Perencanaan
menetapkan tujuan-tujuan dan standar-standar yang akan digunakan untuk
memudahkan pengawasan.
3. Fungsi-Fungsi
Perencanaan (Planning)
Sejalan
dengan apa yang dikemukakan di atas, maka perlu diketahui fungsi-fungsi
dari planning itu sendiri, yaitu:
a. Menentukan
titik tolak dan tujuan usaha.
Tujuan
adalah sesuatu yang ingin dicapai sehingga merupakan sasaran, sedangkan
perencanaan adalah alat untuk mencapai sasaran tersebut. Setiap usaha yang baik
harus memiliki titik tolak, landasan dan tujuannya. Misalnya seseorang ingin
pergi dari Bandung ke Surabaya naik kereta api. Di sini Surabaya merupakan
tujuan, sedangkan kereta api merupakan perencanaan atau alat mencapai sasaran
tersebut.
b. Memberikan
pedoman, pegangan dan arah.
Suatu
perusahaan harus mengadakan perencanaan apabila hendak mencapai suatu tujuan.
Tanpa perencanaan, suatu perusahaan tidak akan memiliki pedoman, pegangan dan
arahan dalam melaksanakan aktivitas kegiatannya. Misalnya seorang pilot terbang
melintasi Samudera tanpa mengetahui apakah ia ingin menuju ke Inggris, Belanda
atau Australia, maka ia akan berada di dalam ketidak-pastian.
c. Mencegah
pemborosan waktu, tenaga dan material.
Dalam
menetapkan alternatif dalam perencanaan, kita harus mampu menilai apakah
alternatif yang dikemukakan realistis atau tidak atau dengan kata lain, apakah
masih dalam batas kemampuan kita serta dapat mencapai tujuan yang kita
tetapkan. Misalnya suatu perusahaan menetapkan tujuan bahwa omzet penjualan
untuk tahun yang akan datang dinaikkan sebanyak 10%. Untuk itu ditetapkan
alternatif media promosi antara lain radio, majalah dan surat kabar. Karena
keterbatasan dana yang dimiliki, pilihan jatuh pada surat kabar karena dianggap
realitas dan paling ekonomis. Tetapi selain itu, perencanaan yang baik
memerlukan pemikiran lebih lanjut tentang surat kabar apa, hari pertemuannya
dan judul iklan.
d. Memudahkan
pengawasan.
Dengan
adanya planning, kita dapat mengetahui penyelewengan yang terjadi
karena planning merupakan pedoman dan patokan dalam melakukan suatu
usaha. Agar dapat membuat perencanaan yang baik, maka manajer memerlukan
data-data yang lengkap, dapat dipercaya serta aktual.
e. Kemampuan
evaluasi yang teratur.
Dengan
adanya planning, kita dapat mengetahui apakah usaha yang kita lakukakn
sudah sesuai dengan tujuan yang ingin kita capai. Sehingga tidak
terjadi under planning dan over planning.
f. Sebagai
alat koordinasi.
Perencanaan
dalam suatu perusahaan kadang-kadang begitu kompleks, karena untuk perencanaan
tersebut meliputi berbagai bidang di mana tanpa koordinasi yang baik dapat
menimbulkan benturan-benturan yang akibatnya dapat cukup parah. Dapat kita
misalkan, perjalanan suatu kereta api yang dengan tanpa adanya koordinasi yang
baik, kemungkinan akan terjadi tabrakan atau harus menunggu terlalu lama pada
simpangan-simpangan.
4. Latar
Belakang Lahirnya Perencanaan
Suatu
perencanaan lahir bukanlah secara kebetulan melainkan ada sebab berupa
inisiatif atau prakarsa dari dalam dan luar organisasi. Sebagaimana asal
lahirnya suatu perencanaan meliputi berbagai sumber, antara lain:
a. Policy
top management: puncak pimpinanlah yang mengeluarkan kebijakan diadakannya
perencanaan karena memang merekalah sebagai pemegangpolicy.
b. Hasil
pengawasan: berdasarkan hasil pengawasan terkumpullah sejumlah data dan fakta
yang dibuat dalam satu perencanaan baru yang memperbaiki atau merombak yang
pernah dilaksanakan.
c. Inisiatif
dari dalam: planning juga dapat lahir akibat adanya saran-saran dari
pihak luar yang mungkin secara langsung atau tidak langsung, yang mempunyai
kepentingan dengan organisasi.
d. Kebutuhan
masa depan: suatu perencanaan dibuat sebagai persiapan masa depan ataupun
menghadapi rintangan dan hambatan yang sewaktu-waktu bisa terjadi.
B. TINJAUAN UMUM TENTANG ANALISIS SWOT
Analisa SWOT adalah sebuah bentuk
analisa situasi dan kondisi yang bersifat deskriptif (memberi gambaran).
Analisa ini menempatkan situasi dan kondisi sebagai sebagai faktor masukan,
yang kemudian dikelompokkan menurut kontribusinya masing-masing. Satu hal yang
harus diingat baik-baik oleh para pengguna analisa SWOT, bahwa analisa SWOT adalah
semata-mata sebuah alat analisa yang ditujukan untuk menggambarkan situasi yang
sedang dihadapi atau yang mungkin akan dihadapi oleh organisasi, dan bukan
sebuah alat analisa ajaib yang mampu memberikan jalan keluar yang cespleng bagi
masalah-masalah yang dihadapi oleh organisasi.
Analisis SWOT adalah metode
perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths),
kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman
(threats) dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis. Keempat faktor
itulah yang membentuk akronim SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, dan
threats). Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi
bisnis atau proyek dan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang
mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut. Analisa SWOT dapat
diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah berbagai hal yang mempengaruhi
keempat faktornya, kemudian menerapkannya dalam gambar matrik SWOT, dimana
aplikasinya adalah bagaimana kekuatan (strengths) mampu mengambil keuntungan
(advantage) dari peluang (opportunities) yang ada, bagaimana cara mengatasi
kelemahan (weaknesses) yang mencegah keuntungan (advantage) dari peluang
(opportunities)yang ada, selanjutnya bagaimana kekuatan (strengths) mampu
menghadapi ancaman (threats) yang ada, dan terakhir adalah bagimana cara
mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mampu membuat ancaman (threats) menjadi
nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru.
Analisa
ini terbagi atas empat komponen dasar yaitu :
1.
Strength (S), adalah situasi atau kondisi yang merupakan kekuatan dari
organisasi atau program pada saat ini.
2.
Weakness (W), adalah situasi atau kondisi yang merupakan kelemahan dari
organisasi atau program pada saat ini.
3.
Opportunity (O), adalah situasi atau kondisi yang merupakan peluang diluar
organisasi dan memberikan peluang berkembang bagi organisasi dimasa depan.
4. Threat (T), adalah situasi yang merupakan ancaman bagi organisasi yang datang dari luar organisasi dan dapat mengancam eksistensi organisasi dimasa depan.
Selain empat komponen dasar ini, analisa SWOT, dalam proses penganalisaannya akan berkembang menjadi beberapa Subkomponen yang jumlahnya tergantung pada kondisi organisasi. Sebenarnya masing-masing subkomponen adalah pengejawantahan dari masing-masing komponen, seperti Komponen Strength mungkin memiliki 12 subkomponen, Komponen Weakness mungkin memiliki 8 subkomponen dan seterusnya.
4. Threat (T), adalah situasi yang merupakan ancaman bagi organisasi yang datang dari luar organisasi dan dapat mengancam eksistensi organisasi dimasa depan.
Selain empat komponen dasar ini, analisa SWOT, dalam proses penganalisaannya akan berkembang menjadi beberapa Subkomponen yang jumlahnya tergantung pada kondisi organisasi. Sebenarnya masing-masing subkomponen adalah pengejawantahan dari masing-masing komponen, seperti Komponen Strength mungkin memiliki 12 subkomponen, Komponen Weakness mungkin memiliki 8 subkomponen dan seterusnya.
Jenis-Jenis
Analisis SWOT
1.
Model Kuantitatif
Sebuah asumsi dasar dari model ini adalah
kondisi yang berpasangan antara S dan W, serta O dan T. Kondisi berpasangan ini
terjadi karena diasumsikan bahwa dalam setiap kekuatan selalu ada kelemahan
yang tersembunyi dan dari setiap kesempatan yang terbuka selalu ada ancaman
yang harus diwaspadai. Ini berarti setiap satu rumusan Strength (S), harus
selalu memiliki satu pasangan Weakness (W) dan setiap satu rumusan Opportunity
(O) harus memiliki satu pasangan satu Threath (T).
Kemudian setelah masing-masing
komponen dirumuskan dan dipasangkan, langkah selanjutnya adalah melakukan
proses penilaian. Penilaian dilakukan dengan cara memberikan skor pada masing
-masing subkomponen, dimana satu subkomponen dibandingkan dengan subkomponen
yang lain dalam komponen yang sama atau mengikuti lajur vertikal. Subkomponen
yang lebih menentukan dalam jalannya organisasi, diberikan skor yang lebih
besar. Standar penilaian dibuat berdasarkan kesepakatan bersama untuk
mengurangi kadar subyektifitas penilaian.
2.
Model Kualitatif
Urut-urutan dalam membuat Analisa
SWOT kualitatif, tidak berbeda jauh dengan urut-urutan model kuantitatif,
perbedaan besar diantara keduanya adalah pada saat pembuatan subkomponen dari
masing-masing komponen. Apabila pada model kuantitatif setiap subkomponen S
memiliki pasangan subkomponen W, dan satu subkomponen O memiliki pasangan satu
subkomponen T, maka dalam model kualitatif hal ini tidak terjadi. Selain itu,
SubKomponen pada masing-masing komponen (S-W-O-T) adalah berdiri bebas dan
tidak memiliki hubungan satu sama lain. Ini berarti model kualitatif tidak
dapat dibuatkan Diagram Cartesian, karena mungkin saja misalnya, SubKomponen S
ada sebanyak 10 buah, sementara subkomponen W hanya 6 buah.
Sebagai alat analisa, analisa SWOT
berfungsi sebagai panduan pembuatan peta. Ketika telah berhasil membuat peta,
langkah tidak boleh berhenti karena peta tidak menunjukkan kemana harus pergi,
tetapi peta dapat menggambarkan banyak jalan yang dapat ditempuh jika ingin
mencapai tujuan tertentu. Peta baru akan berguna jika tujuan telah ditetapkan.
Bagaimana menetapkan tujuan adalah bahasan selanjutnya yaitu membangun
visi-misi organisasi atau program.
1.
Strategi Kekuatan-Kesempatan (S dan O atau Maxi-maxi)
Strategi
yang dihasilkan pada kombinasi ini adalah memanfaatkan kekuatan atas peluang
yang telah diidentifikasi. Misalnya bila kekuatan perusahaan adalah pada
keunggulan teknologinya, maka keunggulan ini dapat dimanfaatkan untuk mengisi
segmen pasar yang membutuhkan tingkat teknologi dan kualitas yang lebih maju,
yang keberadaanya dan kebutuhannya telah diidentifikasi pada analisis
kesempatan.
2.
Strategi Kelemahan-Kesempatan (W dan O atau Mini-maxi)
Kesempatan
yang dapat diidentifikasi tidak mungkin dimanfaatkan karena kelemahan
perusahaan. Misalnya jaringan distribusi ke pasar tersebut tidak dipunyai oleh
perusahaan. Salah satu strategi yang dapat ditempuh adalah bekerjasama dengan
perusahaan yang mempunyai kemampuan menggarap pasar tersebut. Pilihan strategi
lain adalah mengatasi kelemahan agar dapat memanfaatkan kesempatan.
3.
Strategi Kekuatan-Ancaman (S atau T atau Maxi-min)
Dalam
analisa ancaman ditemukan kebutuhan untuk mengatasinya. Strategi ini mencoba
mencari kekuatan yang dimiliki perusahaan yang dapat mengurangi atau menangkal
ancaman tersebut. Misalnya ancaman perang harga.
4.
Strategi Kelemahan-Ancaman (W dan T atau Mini-mini)
Dalam
situasi menghadapi ancaman dan sekaligus kelemahan intern, strategi yang
umumnya dilakukan adalah “keluar” dari situasi yang terjepit tersebut.
Keputusan yang diambil adalah “mencairkan” sumber daya yang terikat pada
situasi yang mengancam tersebut, dan mengalihkannya pada usaha lain yang lebih
cerah. Siasat lainnya adalah mengadakan kerjasama dengan satu perusahaan yang
lebih kuat, dengan harapan ancaman di suatu saat akan hilang. Dengan mengetahui
situasi yang akan dihadapi, anak perusahaan dapat mengambil langkah-langkah
yang perlu dan bertindak dengan mengambil kebijakan-kebijakan yang terarah dan
mantap, dengan kata lain perusahaan dapat menerapkan strategi yang tepat
Manfaat Analisa SWOT
1. Untuk
melakukan perencanaan dalam upaya mengantisipasi masa depan dengan melakukan
pengkajian bedasarkan pengalaman masa lampau, ditopang sumber daya dan
kemampuan yang miliki saat ini yang akan diproyeksikan kemasa depan.
2. Untuk
menganalisis kesempatan/peluang dan kekuatan dalam membuat rencana jangka
panjang.
3. Untuk
mengatasi ancaman dan kelemahan yang mempunyai kecendrungan menghasilkan
rencana jangka pendek, yaitu rencana untuk perbaikan.
4. Untuk
mengidentifikasi Faktor eksternal (O dan S) dan Faktor Internal (S da W)
C. TINJAUAN UMUM MENGENAI RUMAH SAKIT
Menurut WHO (World
Health Organization), rumah sakit adalah bagian integral dari suatu organisasi
sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan pelayanan paripurna
(komprehensif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pencegahan penyakit
(preventif) kepada masyarakat. Rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan bagi
tenaga kesehatan dan pusat penelitian medik.
Rumah sakit adalah sebuah institusi perawatan kesehatan profesional yang pelayanannya
disediakan oleh dokter, perawat, dan tenaga ahli kesehatan lainnya.
Berdasarkan undang-undang No. 44
Tahun 2009 tentang rumah sakit, yang dimaksudkan dengan rumah sakit adalah
institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan,
dan gawat darurat.
Rumah sakit yang lain yaitu suatu lembaga dalam mata
rantai system kesehatan nasional yang mengembang tugas pelayanan kesehatan
untuk seluruh masyarakat . Selain pengertian rumah sakit yang telah di uraikan
diatas, dapat juga di jelaskan pengertian rumah sakit swasta dan rumah sakit
pemerintah. Rumah sakit swasta adalah
rumah sakit yang di dirikan oleh pihak swasta (non pemerintah) yaitu beberapa
orang yang sepakat untuk mendirikan suatu badan hukum atau perusahaan hokum (rechts
persoon atau belanda, person moralis atau latin, legal persons atau inggris). Dan badan hokum ini
melakukan kegiatan dalam bidang pendirian dan menjalankan rumah sakit.
Sedangkan rumah sakit pemerintah adalah rumah sakit
yang di kelola oleh pemerintah, biayanya untuk pengelolaan rumah sakit
sepenuhnya di danai oleh pemerintah dengan cara mennganggarkannya dalam APBD,
APBN dan lainya
Tugas dan Fungsi Rumah Sakit
Rumah Sakit Umum mempunyai misi
memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat
dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Tugas rumah sakit umum
adalah melaksanakan upaya pelayanan kesehatan secara berdaya guna dan berhasil
guna dengan mengutamakan penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan secara
serasi dan terpadu dengan peningkatan dan pencegahan serta pelaksanaan
upaya rujukan.
Dimana untuk menyelenggarakan
fungsinya, maka Rumah Sakit umum menyelenggarakan kegiatan :
a.
Pelayanan medis
b.
Pelayanan dan asuhan keperawatan
c.
Pelayanan penunjang medis dan nonmedis
d.
Pelayanan kesehatan kemasyarakatan dan rujukan
e.
Pendidikan, penelitian dan pengembangan
f.
Administrasi umum dan keuangan
Sedangkan
menurut undang-undang No. 44 tahun 2009 tentang rumah sakit, fungsi rumah sakit
adalah :
a. Penyelenggaraan
pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan seuai dengan standar pelayanan
rumah sakit.
b. Pemeliharaan
dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan kesehatan yang paripurna
tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis.
c. Penyelenggaaan
pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam rangka peningkatan kemampuan
dalam pemberian pelayanan kesehatan.
d. Penyelenggaraan
penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi bidang kesehatan dalam
rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu
pengetahan bidang kesehatan.
D.
TINJAUAN UMUM RSU LASINRANG
Rumah Sakit Umum Lasinrang Pinrang merupakan pelayanan kesehatan yang di
bangun pada awal tahun 1960 yang terletak di jalan lasinrang No. 26 Pinrang.
Perubahan status kelas C berdasarkan SK menteri Kesehatan RI Nomor:
543/Menkes/SK/VI/1996 sejalan dengan meningkatnya permintaan pelayanan
kesehatan sedangkan sarana dan prasarana sudah tidak memungkinkan untuk di
kembangkan maka pada tanggal 1 Agustus 1996 mulai dilaksanakan pembangunan
dilokasi baru dengan peletakan baru pertama oleh bupati pinrang H.A. Firdaus
Amirullah.
Rumah Sakit Umum Lasinrang Pinrang yang baru menempati luas tanah ± 3 Ha. Yang
terletak di jalan macan No. 22 di Kelurahan Macorawalie Kecamatan Watang
Sawitto. Pembangunan rumah sakit dilaksanakan secara bertahap tahun 2001-2004
pembangunan rumah sakit sangat pesat berkat dukungan pemerintah daerah dalam
hal ini Drs. H. A. Nawir MP, selaku bupati Pinrang yang mempunyai perhatian
besar terhadap pelayanan kesehatan khususnya di RSU Lasinrang Pinrang.
Peresmian secara simbolis bersama kantor Bupati Pinrang oleh bapak Gubernur H.
Z. B. Palaguna yang mana operasionalnya mulai tanggal 1 Agustus 2002.
Rumah Sakit
Umum Lasinrang Pinrang menempati bangunan ± 7.463.125 m2 dengan
fasilitas peralatan sudah lebih dari cukup. Rumah Sakit Umum L:asinrang Pinrang telah mendapat pengakuan
(terakreditasi) dari pusat dengan 5 Pokja yaitu pelayanan, administrasi,
perawatan, Unit Gawat Darurat dan Rekam Medis. Dengan nilai yang di peroleh
adalah sangat memuaskan.
Dalam hal
pelayanan rujukan kesehatan, rumah sakit umum Lasinrang Pinrang melayani
rujukan dari 14 Puskesmas yang ada di Kabupaten Pinrang, 2 rumah sakit swasta
dalam wilayah Kabupaten Pinrang, serta RSU Lasinrang juga menerima rujukan dari
luar kabupaten Pinrang.
Rumah Sakit
Umum Lasinrang Pinrang adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten
Pinrang yang secara teknis fungsional bertanggung jawab kepada kepala dinas
kesehatan dan teknis operasional bertanggung jawab kepada kepala daerah yang
mempunai tugas pokok melaksanakan upaya pelayanan kesehatan secara berdaya guna
dan berhasil guna dengan mengutamakan upaya penyembuhan, pemulihan yang
dilaksanakan secara serasi terpadu dalam rangka pelaksaan peningkatan pelayanan
kesehatan serta pencegahan penyakit dan melakukan upaya rujukan di wilayah
kabupaten Pinrang.
Kepemimpinan direktur RSU Lasinrang sejak tahun 1961 dapat di uraikan sebagai
berikut:
1. Periode tahun 1961-1965 : P.S. TARUK
ALLO
2. Periode tahun 1965-1971 : Dr.
SUTANTYO
3. Periode tahun 1971-1975 : Dr. HABAR
GARU
4. Periode tahun 1975-1979 : Dr.
NASARUDDIN RITONGA
5. Periode tahun 1979-1984 : Dr. MURSAD
ABDI
6. Periode tahun 1984-1989 : Dr. F. C.
S. SOPACUA
7. Periode tahun 1989-1993 : Dr. DWI
DJOKO PURNOMO, MPH
8. Periode tahun 1993-1999 : Dr. ABDUL
RAUF BAJA
9. Periode tahun 1999-2001 : Dr. DALLE
MAKKARAKA
10. Periode tahun 2001-2008: Dr.H. MAKBUL TAPA, MARS
11. Periode tahun 2008-sekarang: Drg. Hj. SITTI HASNAH SYAM, MARS
B. Struktur Rumah Sakit
Struktur organisasi rumah sakit umum Lasinrang Pinrang di bentuk
berdasarkan PERDA No. 18 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Umah
Sakit Umum Lasinrang Kabupaten Pinrang.
C. Uraian Struktur RSU Lasinrang Pinrang
Uraian struktur Organisasi Rumah Sakit Umum Lasinrang Pinrang Berdasarkan
Peraturan Pemerintah Nomor. 41 Tahun 2007 adalah sebagai berikut:
1. Direktur RSU Lasinrang :
Drg. Hj. Siti Hasnah Syam, MARS
2. Sekretaris :
H. Salman, SKM
a)
Ka. Sub. Bag.
Kepegawaian : Hairul, S.Sos
b)
Ka. Sub. Bag.
Perlengkapan : Andarias Tasarane,
S.Sos
c)
Ka. Sub. Bag.
Keuangan : Haruna, S.kep,
M.Kes
d)
Ka. Bid.
Perencanaan & Pengembangan : Dr. Syamsir Usman, MARS
e)
Sub. Bidang
Program & Informasi : Mahyuddin, SKM
f)
Sub. Bid.
Pengembangan SDM & : Muh. Assidiq, SKM, M.Kes
Remunerasi
4. Ka. Bid. Pelayanan Medis : Dr. H. Rifai Umar, MARS
a)
Sub. Bid.
Pelayanan Medis : Hj.
Zam zam, SKM
b)
Sub. Bid.
Penunjang Medik & : Sukarta, SKM, M.Kes
Non Medik
5. Ka. Bid. Keperawatan :
Sunarsih, S.Kep. NS
a)
Sub. Bid. Bimbingan
Asuhan : Andi, Saridah, Amd Keperawatan
b)
vSub. Bid. Logistik & SDM : Sahidah, SKM Keperawatan
D. Sarana Dan
Prasarana Rumah Sakit
Upaya Rumah
sakit umum lasinrang untuk meningkatkan mutu pelayanan ialah dengan melakukan
peningkatkan sarana dan prasarana rumah sakit. Sejak pindah ke lokasi yang baru
pada bulan Agustus Tahun 2002 memiliki kemajuan dalam peningkatkan sarana dan
prasarana, baik dalam hal desain bangunan, jumlah bangunan dan pengadaan
alat-alat kedokteran yang canggih, serta penunjang lainnya baik bersifat medis
maupun non medis.
SARANA FISIK
RSU LASINRANG PER DESEMBER 2011
URAIAN
|
KETERANGAN
|
Luas tanah
Sarana air bersih
Listrik
Pengelolaan limbah padat
Pengelolaan limbah cair
Kendaraan Roda 4
·
1 untuk jenazah
·
3 untuk pasien
·
6 operasional
Telepon
Komputer
Bangunan dengan luas
Yang terdiri dari:
1. Kantor dan
apotik
2. Mushollah
3. Instalasi
gawat darurat
4. Poliklinik
spesialis
5. Laboratorium
6. Radiologi
7. Perawatan
bedah/mata (melati)
8. Perawatan
anak (mawar)
9. Perawatan
obgyn (Asoka)
10. Kamar bersalin
11. Perawatan interna I (cempaka I)
12. Perawatan interna II (cempaka
II)
13. Perawatan VIP (anggrek)
14. Perawatan VIP Room
15. Intensif care Unit
16. Rekam medis/ fisioterapi
17. Asrama petugas putri
18. Asrama petugas putra
19. Gedung garasi
20. Rumah dinas
21. Rumah dokter
22. Dapur
23. Loundry
24. Gudang
25. MCK
26. Selasar
27. Kamar Mayat
28. Kantin
29. Ruang Tunggu Pasien
|
30.006 M2
PDAM dan sumur bor
PLN & genzet
Incenerator
1 Unit
10 Unit
2 saluran
Unit
7.463.125 M2
640 M2
70 M2
330 M2
324 M2
250 M2
300 M2
577,5 M2
420 M2
172,5 M2
172,5 M2
378 M2
325 M2
271,875 M2
231 M2
168 M2
245 M2
192 M2
124 M2
75 M2
70 M2
70 M2
195 M2
155 M2
40 M2
45 M2
1371.75 M2
40 M2
120 M2
90 M2
|
E. Sumber daya Manusia
Sumber daya manusia merupakan sesuatu yang sangat vital bagi organisasi
rumah sakit. Sumber daya di katakan baik bila memiliki kualitas, kuantitas dan
komitmen sejalan dengan tujuan dan fungsirumah sakit. Rumah sakit umum
lasinrang memiliki sumber daya manusia yang dapat dibagia atas tenaga medis,
paramedis perawatan, paramedis non perawatan
dan tenaga non medis. Kondisi sumber daya rumas sakit umum lasinrang,
dapat kita lihat sesuai dengan tabel dibawah ini.
F. Pernyataan Visi Dan Misi
Mekanisme penyusunan visi dan misi dimulai dengan penyerapan nilai, harapan
dan cita-cita Stakeholder. Pengumpulan dan penjaringan aspirasi dilakukan
dengan metode fokus grup diskusion baik secara internal rumah sakit maupun
dengan pihak eksternal RS. Sehingga hasil rumusan menjadi suatu perumusan yang
berlandaskan ilmiah dan terukur.
1. Visi RSU Lasinrang
Visi merupakan pandangan jauh kedepan, kemana dan bagaimana instansi
pemerintah harus di bawa dan berkarya agar konsiten dan dapat eksis,
antisipatif, inovatif serta produktif. Visi tidak lain adalah suatu gambaran
yang menantang tentang keadaan masa
depan berisikan cita dan citra yang ingin
diwujudkan oleh instansi pemerintah. Dengan mengacu pada batasan
tersebut, Visi Rumah Sakit Umum Lasinrang Pinrang sebagai berikut:
“Terkemuka Dalam Kwalitas Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum Daerah Di Sulawesi Selatan”
Proses
penetapan visi ini dilandasi oleh berbagai alasan yang sesuai dengan kebutuhan
kondisi dari lingkungan eksternal dan internal, diantaranya mengandung makna,
bahwa untuk menjadikan rumah sakit umum lasinrang terkemuka dan pelayanan yang
berkualitas di sulawesi Selatan.
2. Misi RSU Lasinrang
Rumusan misi rumah sakit umum lasinrang berpedoman dengan alat ukur yaitu
dengan berlandaskan 4 aspek pokok dari penelitian Balance Scord Card, yakni
dengan melihat faktor:
a. Pertumbuhan dan pembelajaran
b. Proses bisnis internal
c. Kepuasan pelanggan
d. Pertumbuhan pendapatan
Berdasarkan ke
4 hal ini di atas maka misi RSU Lasinrang dapat di rumuskan sebagai berikut:
a. Melaksanakan pelayanan prima dan
standar pelayanan kesehatan
b. Meningkatkan
kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan dan latihan berkelanjutan
c. melaksanakan proses kegiatan
secara efektif dan efisien.
3.
Motto RSU Lasinrang
“Kepuasaan Anda Adalah Kebahagiaan Kami”
4.
Nilai RSU Lasinrang
“ Bekerja Keras, Jujur, Profesional, Team Work”
BAB III
ANALISIS SWOT
A. SWOT
TENTANG RSU LASINRANG
1.
Kekuatan
(Strengths)
a)
Melaksanakan
pelayanan prima sesuai kebutuhan pelanggan dan standar pelayanan kesehatan
b)
meningkatkan kualitas
sumber daya manusia melalui pendidikan dan latihan berkelanjutan
c)
melaksanakan
proses kegiatan secara efektif dan efisien yang di dukung oleh sarana dan
prasarana yang memadai.
d)
Adanya
fasilitas yang memadai
e)
Adanya dokter
umum dan spesialis
f)
Lingkungan yang
bersih
g)
Rumah sakit
umum lasinrang melayani 14 rujukan dari berbagai kecamatan yang ada di pinrang, dan dua rumah sakit
swasta yang ada di pinrang
h)
Memiliki ruang rawat inap dengan berbagai macam kelas.
2.
Kelemahan
(Weaknesses)
a) Pelayanan
Kedokteran spesialis masih terbatas.
b) Lamanya
waktu tunggu pelayanan di RSU Lasinrang rawat inap dan jalan.
c) Masih
terjadi complain keluhan penanganan pasien rawat inap di ruangan.
d) Sarana
sanitasi di ruangan khususnya kamar mandi/wc masih kurang nyaman.
e) Pelayanan
yang ada masih terkendala dengan kurangnya sarana alat dan petugas kesehatan.
f) Birokrasi
atau prosedur yang berbelit-belit.
g) Jumlah
Dokter yang tersedia sedikit, RS ini tersedia lebih sedikit dibanding rata-rata
RS di sulsel.
h) Obat
yang dibutuhakan kadang-kadang tidak tersedia di Apotek.
i) Fasilitasnya tidak
lengkap
j) Keamanan yang ada
di area parkir Rumah Sakit Lasinrang kurang aman
k) Tenaga kesehatanya
selalu murung menangani paseiennya
3.
Peluang
(Opportunities)
a)
Semakin terbuka kesempatan memiliki SDM
yang baik, adanya kepercayaan pihak ketiga/ perhatian pemerintah terhadap warga
miskin dan jumlah warga miskin peserta Jamkesmas yang makin banyak.
b)
Jumlah
Penduduk yang makin berkembang merupakan potensi rumah sakit yang masih dapat dikembangkan.
c)
Terdapat
institusi pendidikan yang memerlukan tempat praktek dan belajar bagi
mahasiswa/terbukanya kesempatan magang bagi para pelajar dan mahasiswa.
d)
RSU ini
berpeluang menjadi rujukan bagi puskesmas-puskesmas di derah pinrang dan luar
pinrang.
e) Karena jumlah dokter
spesialis tersedia sedikit, maka rumah sakit ini berpeluang mendatangkan tenaga dokter termasuk dokter spesialis yang
dibutuhkan.
f)
Bertambahnya minat pasien untuk mendapatkan perawatan di
kelas utama dan ruang vip.
g)
Dapat bekerjasama dengan kementrian RI untuk lebih
meningkatkan fasilitas di rumah sakit ini di tunjang dengan dokter ahli yang
masih sedikit berpeluang untuk mendatangkan dokter ahli untuk melayani pasien
yang bertambah banyak.
4.
Ancaman
(Threats)
a) Bertambahnya
angka kematian pasien akibat kurangnya alat medis atau alat kedokterana yang
lengkap dan kurang penanganan secara profesional oleh pihak rumah sakit
lasinrang
b) Tingkat
maturitas budaya keselamatan pasien di RSUD Lasinrang Pinrang tergolong reaktif
dikarenakan dukungan manajemen terhadap keselamatan pasien yang masih sangat
rendah. dukungan manajemen terhadap keselamatan pasien masih sangat rendah maka
dapat menghambat peningkatan budaya keselamatan pasien yang ada di RSUD
Lasinrang Pinrang.
c) Pemberian
layanan kesehatan yang lambat mengakibatkan warga tidak terdorong untuk ke RSUD
Lasinrang
d) Daya
tariknya bagi pelanggan rendah dikarenakan Penolakan memberi layanan kesehatan
bagi warga miskin yang tidak melewati proses administrasi.
e) Ketidakadilan
dalam pelayanan kesehatan
f) Adanya
rumah sakit swasta yang didirikan di daerah pinrang.
B. STRATEGI
PENGEMBANGAN RSU LASINRANG
1. Strategi
Kekuatan-Kesempatan (S dan O atau Maxi-maxi)
|
2. Strategi
Kelemahan-Kesempatan (W dan O atau Mini-maxi)
3. Strategi
Kelemahan-Ancaman (W dan T atau Mini-mini)
4.
|
5.
6. trategi
Kekuatan-Ancaman (S atau T atau Maxi-min)
|
4. Strategi Kelemahan-Ancaman (W dan T atau
Mini-mini)
Secara ringkat, matriks analisis SWOT
RSU LASINRANG sebagai berikut :
SW
OT
|
Strength
Fasilitas yang
memadai. Tempat rujukan dari puskesmas setempat.
|
Weakness
Kurang dokter
spesialis, pelayanan kurang baik.
Prosedur yang terlalu
lama
|
Opportunity
Terdapat institusi pendidikan tempat praktek dan
belajar bagi mahasiswa. Tempat yang luas.
|
STRATEGI
S-O
Dapat menjadi rujukan
untuk pasien serta mahasiswa magang
|
STRATEGI
W-O
Mendatangkan dokter spesialis,
di mulai dari mahasiswa magang
|
Treat
Adanya rumah sakit
swasta yang didirikan di pinrang
|
STRATEGI
S-T
Memanfaatkan
fasilitas ruang rawat inap yang banyak untuk menjadi daya tarik pasien.
|
STRATEGI
W-T
Meningkatkan
pelayanan dan lebih mengedepankan kepentingan pasien
|
BAB
IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Keunggulan rumah sakit lasinrang adalah
dalam melaksanakan tugas sangat mengedepankan pelayanan prima sesuai kebutuhan pelanggan dan standar pelayanan kesehatan di tunjang
lingkungan yang bersih, Rumah sakit umum lasinrang melayani rujukan dari berbagai kecamatan yang ada di Pinrang, dan diluar rumah sakit swasta yang ada di pinrang. Meskipun demikian tak banyak orang
yang menyukai berobat di rumah sakit ini karena alasan dokter serta pelayanan
yang menurut mereka kurang puas dengan hasilnya, banyak keluhan-keluhan
masyarakat rawat jalan maupun rawat inap mengenai pelayanan di rumah sakit ini.
Ditambah adanya rumah sakit swasta yang di bangun di daerah pinrang membuat
rumah sakit ini mendapat tantangan besar.
Maka dari itu rumah sakit ini berupaya
memanfaatkan kesempatan-kesempatan yang ada untuk lebih melayani pasien serta
tetap menjadi pilihan utama tempat berobat bagi warga setempat, mulai dari
kerjasama antar pihak luar maupun menjadikan rumahs akit ini menjadi tempat
mahasiswa magang agar memperoleh sumber daya manusia yang lebih kompeten,
terampil.
B. SARAN
Diharapkan rumah
sakit ini memperbaiki pelayanan pasien, harus tetap mengedepankan kepentingan
pasien, meskipun ada prosedur yang harus di patuhi tapi setidaknya harus
melakukan kesiapsiagaan dalam menangani pasien agar pasien tak ada yang
terlantar dan tetap menjadi rumah sakit rujukan yang selalu mengedepankan
kepentingan pasien diatas segalanya.
Bisa gak, file yg ini dikirimin ke email saya andi_dewiamalia@ymail.com Makasih
BalasHapushhhe, maaf baru bales, langsung copy paste aja :)
BalasHapussangat membantu kak ,terimakasih :D
BalasHapus