Jumat, 04 November 2016

EFEKTIFITAS JAHE DALAM MENGURANGI MORNING SICKNESS PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MATTIRO BULU KABUPATEN PINRANG



EFEKTIFITAS JAHE DALAM MENGURANGI MORNING SICKNESS
PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
MATTIRO BULU KABUPATEN PINRANG

EFEKTIFITAS GINGER [of] IN LESSENING MORNING SICKNESS
[AT] PREGNANT MOTHER [IN] REGION WORK THE PUSKESMAS
MATTIRO BULU of REGENCY PINRANG

DEWI ANDRIANI, HANIARTI, AYU DWI PUTRI RUSMAN

ABSTRAK
DEWI ANDRIANI, Efektifitas Jahe dalam Mengurangi Morning Sickness pada  Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Mattiro Bulu Kabupaten Pinrang, di bimbing oleh HANIARTI dan AYU DWI PUTRI RUSMAN.
Morning sickness menyebabkan sebagian besar para menjadi sering tidak enak badan dan mengganggu aktifitas ibu  aktifitas ibu terganggu terutama ibu yang rutin bekerja sebelum melahirkan, dengan kehamilan yang sekarang akan membuat ibu merasa sedang dalam keadaan sakit sehingga harus berhenti dari rutinitas pekerjaan. Biasanya masyarakat umum untuk mengurangi mual muntah dengan minum obat anti mual. Jahe sebagai salah satu jenis tanaman herbal mempunyai banyak keunggulan dibandingkan dengan tanaman herbal lainya, khususnya bagi ibu hamil yang sedang mengalami mual muntah.
Tujuan penelitian ini yaitu untuk untuk mengidentifikasi efektifitas jahe dalam mengurangi morning sickness pada ibu hamil. Penelitian ini menggunakan desain penelitian pra - eksperimen yang bersifat one group pretest-postest untuk mengidentifikasi efektifitas jahe dalam mengurangi morning sickness pada ibu hamil sebelum dan sesudah diberikan jahe. Populasi dalam penelitian ini yaitu semua ibu hamil dengan usia kehamilan < 12 minggu berjumlah 34 orang yang didapatkan dari buku kunjungan ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Mattiro Bulu Kabupaten Pinrang.
Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara frekuensi mual dan muntah sebelum pemberian jahe dan sesudah pemberian jahe. Dengan kata lain pemberian jahe efektif dalam mengurangi morning sickness pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Mattiro Bulu Kabupaten Pinrang.

Kata kunci : Efektifitas Jahe, Morning Sickness, Ibu Hamil

ABSTRACT
DEWI ANDRIANI, Efektifitas Ginger in Lessening Morning Sickness [of] [at] Ms. Pregnancy [in] Region Work The Puskesmas MattiroBulu of Regency Pinrang, [in] guiding by HANIARTI and AYU DWI PUTRI RUSMAN.
 Morning Sickness cause most all becoming often is not delicious body and bother the aktifitas of mother of aktifitas mother annoyed especially routine mother work prenatal, with the pregnancy which now will make the mother feel the medium in a state of pain so that have to desist from rutinitas work. Usually [common/ public] society to lessen queasy vomit taken medicinely anti queasy. Ginger as one of type of herb crop have a lot of excellence compared to [by] crop of herb lainya, specially for pregnancy mother which medium experience of queasy vomit the.
 this Research target that is to to to identify the efektifitas ginger in lessening morning sickness [of] [at] pregnant mother. This research use the desain of pre research - experiment having the character of one group pretest-postest to identify the efektifitas ginger in lessening morning sickness [of] [at] pregnant mother before and [is] hereafter given [by] a ginger. Population in this research that is all pregnant mother with the pregnancy age < 12 week amount to 34 one who [is] got [by] of the book pregnant mother visit [in] Region Work The Puskesmas Mattiro of Fur of Regency Pinrang.
 Result of inferential research that there is difference which signifikan [of] [among/between] queasy frequency and vomit before ginger gift and hereafter ginger gift. Equally effective ginger gift in lessening morning sickness [of] [at] pregnant mother [in] region work the Puskesmas Mattiro of Fur of Regency Pinrang

Keyword : Efektifitas Ginger, Morning Sickness, Ms. Pregnancy

PENDAHULUAN
Kehamilan adalah suatu kejadian yang selalu diinginkan oleh setiap pasangan suami istri, mulai awal kehamilan sudah dilakukan persiapan menyambut kelahiran bayi. Pada setiap kehamilan terdapat perubahan pada seluruh tubuh wanita khususnya pada alat genetalia eksterna dan interna, serta pada payudara. Dalam hal ini hormon somatomammotropin, estrogen, dan progesteron mempunyai peranan penting terhadap beberapa perubahan yang terjadi pada ibu hamil. Perubahan karena hormon estrogen pada kehamilan akan mengakibatkan pengeluaran asam lambung yang berlebihan sehingga menimbulkan rasa mual dan muntah. Selain hormon estrogen diduga pengeluaran Human Chorionic Gonadotropine (HCG) dalam serum dari plasenta juga menyebabkan mual muntah (Wiknjosastro,2009).
Kehamilan menyebabkan banyak perubahan pada tubuh ibu. Perubahan-perubahan itu untuk menyesuaikan tubuh ibu pada keadaan kehamilannya (Ratna, 2010). Perubahan tersebut sebagian besar adalah karena pengaruh hormon, yaitu peningkatan hormon estrogen dan progesteron. Segera setelah terjadi peningkatan hormon estrogen dan progesteron dalam tubuh, maka akan muncul berbagai macam ketidaknyamanan secara fisiologis pada ibu misalnya morning sickness, keletihan, dan pembesaran pada payudara. (Hani,dkk 2011).
Morning sickness disebabkan karena meningkatnya kadar hormon Estrogen dan HCG dalam serum. Pengaruh fisiologik kenaikan hormon belum jelas ,mungkin karena sistem saraf pusat atau pengosongan lambung yang kurang (Prawiroharjo, 2009).
Peningkatan insidensi mual dan muntah pada wanita yang mengalami beberapa kehamilan, dikarenakan hormon estrogen dan Progesteron memiliki kadar lebih besar dibandingkan wanita yang baru hamil pertama kali. Genetik juga dapat berkaitan karena terdapat peningkatan insidensi mual dan muntah pada wanita yang memilki ibu yang mengalami gejala tersebut selama kehamilan mereka. Kecemasan terhadap situasi keuangan saat ini dan akan datang dapat menyebabkan kekhawatiran tambahan yang membuat wanita merasa tidak sehat, terutama jika ia berniat untuk berhenti bekerja secara total setelah melahirkan. Hal ini membuat aktifitas ibu terganggu terutama ibu yang rutin bekerja sebelum melahirkan, dengan kehamilan yang sekarang akan membuat ibu merasa sedang dalam keadaan sakit sehingga harus berhenti dari rutinitas pekerjaan. Hal ini tentu berdampak pula pada keuangannya. (Tiran, 2008).
Morning sickness menyebabkan sebagian besar para menjadi sering tidak enak badan dan mengganggu aktifitas ibu apalagi dengan mual dan muntah yang menyebabkan makanan yang sudah dimakan dikeluarkan kembali. Perubahan psikologi menyebabkan ibu merasa tidak sehat dan seringkali membenci kehamilannya. Banyak ibu yang merasa kecewa, penolakan, kecemasan, dan kesedihan. Bahkan kadang ibu berharap agar dirinya tidak hamil saja. (Sulistyawati, 2009)
Upaya yang dapat dilakukan dalam membantu beradaptasi dengan mual dan muntah melalui alternatif tindakan baik nonfarmakologi maupun farmakologi. Beberapa tindakan nonfarmakologi yang diterapkan adalah menganjurkan klien mengonsumsi jahe dalam bentuk teh jahe,  teknik relaksasi, dan aromaterapi (Runiari, 2010).
Biasanya masyarakat umum untuk mengurangi mual muntah dengan minum obat anti mual. Jahe sebagai salah satu jenis tanaman herbal mempunyai banyak keunggulan dibandingkan dengan tanaman herbal lainya, khususnya bagi ibu hamil yang sedang mengalami mual muntah. Keunggulan pertama jahe adalah kandungan mengandung minyak terbang (minyak atsiri) yang menyegarkan dan memblokir reflek muntah sedang gingerol sehingga dapat melancarkan peredaran darah dan syaraf-syaraf bekerja dengan baik. Hasilnya, ketegangan bisa dicairkan, kepala jadi segar, mual muntah pun bisa ditekan. Aroma harum jahe disebabkan oleh minyak atsiri, sedangkan oleoresinya menyebabkan rasa pedas yang menghangatkan tubuh dan mengeluarkan keringat (Nikita, 2011).
Jahe adalah tanaman dengan sejuta khasiat yang telah dikenal sejak lama oleh manusia di muka bumi. Jahe merupakan salah satu rempah penting. Rimpangnya sangat luas dipakai, antara lain sebagai bumbu masak, serta permen dan juga digunakan dalam ramuan obat tradisianal. (Ramadhan, 2013)
Penelitian oleh Chopra menemukan bahwa tiga dari empat wanita hamil merasakan mual berkurang berkat jahe, tanpa efek samping yang membahayakan. Jahe terbukti aman untuk wanita hamil dikonsumsi dalam dosis yang normal (Chopra,et.al 2006).
Dari latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk meneliti efektifitas jahe dalam mengurangi morning sickness pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Mattirobulu Kabupaten Pinrang.

Perumusan Masalah
Pada dasarnya morning sickness adalah hal yang wajar terjadi pada ibu hamil trimester pertama. Hal ini karena peningkatan hormon kehamilan yang seringkali membuat ibu hamil menjadi cemas dengan keadaannya padahal ini adalah hal yang wajar, namun kecemasan yang berlebihan akan membuat ibu hamil menjadi lebih terganggu, perasaan cemas ini akan berdampak pada kehidupan sehari-hari ibu hamil termasuk pekerjaan yang dilakukan sehari-harinya.
Ibu hamil yang mengalami morning sickness sering merasa dirinya sakit sehingga ini yang menjadi alasan untuk tidak malakukan aktifitas sehari-harinya hanya memerlukan istirahat terus-menerus. Namun ini adalah kekeliruan karena dengan mengalami morning sickness bukan menjadi hambatan untuk tidak melakukan rutinitas sehari-hari.
Peningkatan insidensi mual dan muntah pada wanita yang mengalami beberapa kehamilan, dikarenakan hormon estrogen dan progesteron memiliki kadar lebih besar dibandingkan wanita yang baru hamil pertama kali.
Untuk mengurangi rasa ingin mual dan muntah biasanya ibu hamil memilih obat obatan anti mual, Tetapi sebagian kecil wanita tidak dapat mengatasi mual-muntah yang berkelanjutan sehingga menimbulkan kekurangan cairan dan ketidakeseimbangan elektrolit. Upaya yang dapat dilakukan dalam membantu beradaptasi dengan mual dan muntah melalui alternatif tindakan baik nonfarmakologi maupun farmakologi. Biasanya masyarakat umum untuk mengurangi mual muntah dengan minum obat anti mual. Jahe sebagai salah satu jenis tanaman herbal mempunyai banyak keunggulan dibandingkan dengan tanaman herbal lainya, khususnya bagi ibu hamil yang sedang mengalami mual muntah. 
Dari identifikasi diatas maka peneliti menarik satu masalah yaitu apakah pemberian jahe akan efektif dalam mengurangi morning sickness pada ibu hamil.

METODE PENELITIAN

Metode Dan Desain Penelitian
 Penelitian ini menggunakan desain penelitian pra - eksperimen yang bersifat one group pretest-postest untuk mengidentifikasi efektifitas jahe dalam mengurangi morning sickness pada ibu hamil sebelum dan sesudah diberikan jahe.

Lokasi Dan Waktu  Penelitian
Penelitian di lakukan di wilayah kerja Puskesmas Mattirobulu Kabupaten Pinrang yang di laksanakan pada bulan Mei sampai Juni 2016.

Instrumen Penelitian
                Instrumen yang digunakan yaitu dengan wawancara untuk mengetahui karakteristik ibu hamil dengan pertanyaan terbuka mengenai umur paritas danfrekuensi mual muntah serta untuk mengetahui keadaan ibu hamil sebelum dan sesudah mengkomsumsi jahe dalam mengurangi morning sickness. Jahe yang diberikan adalah jahe Emprit dalam bentuk batang kemudian di pipihkan dan di campur dengan air panas, bisa di tambahkan sedikit gula merah sebagai pemanis dan di minum pada pagi hari.
Pemberian jahe ini dilakukan 3 kali seminggu, yaitu pada hari Senin, Rabu dan Sabtu kemudian setelah ibu hamil meminum jahe tersebut, keesokan harinya akan di wawancarai untuk mengetahui keadaannya.

Populasi Dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini yaitu semua ibu hamil dengan usia kehamilan < 12 minggu berjumlah 34 orang yang didapatkan dari buku kunjungan ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Mattirobulu Kabupaten Pinrang.
Kriteria inklusi
a.     Ibu hamil yang bersedia menjadi sampel penelitian
b.     Menyukai jahe
c.     Usia kehamilan trimester 1 (0-9 minggu) karena lama waktu penelitian 1 bulan
d.     Tidak sedang berpuasa
Kriteria eksklusi
a.     Ibu hamil yang tidak suka mengkonsumsi jahe
b.     Ibu hamil dengan sesuatu penyakit gangguan saluran pencernaan misalnya: Lambung radang usus buntu.
                Tehnik pengambilan sampel yaitu menggunakan total sampling dan diperoleh jumlah sampel sebanyak 34 orang.


Teknik Pengumpulan Data Dan Analisis Data

Teknik pengumpulan data
a.     Data ibu hamil trimester 1 di dapatkan dari buku kunjungan ibu hamil di Puskesmas Mattirobulu Kabupaten Pinrang.
b.     Menggunakan metode wawancara untuk mendapatkan karakteristik responden berupa umur, paritas, jenis pekerjaan.
c.     Menggunakan aplikasi  SPSS menganalisis data secara Bivariat, pengujian dilakukan dengan menggunakan uji paired sample t-test untuk membandingkan pre-test dan post-test.

Analisis data
Analisis univariat
Analisis Univariat ini digunakan untuk mendeskripsikan karakteristik responden yang diteliti, yaitu umur, paritas, pendidikan, dan pekerjaan.

Analisis bivariat
Analisis Bivariat digunakan untuk mengetahui frekuensi mual muntah sebelum dan sesudah diberikan jahe. Serta menguji efektifitas jahe dalam mengurangi mual muntah pada ibu hamil. Dalam menganalisa data dilakukan dengan menggunakan uji paired sample t-test. Taraf signifikansi 95% (α = 0,05). Pedoman dalam menerima hipotesis : apabila nilai probabilitas (p) < 0,05 maka H0 ditolak, apabila (p) > 0,05 maka H0 diterima.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian Dan Pengujian Hipotesis

Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Mattirobulu Kabupaten Pinrang selama bulan Juni 2016 dengan mengambil sampel ibu hamil yang mengalami mual dan muntah di trimester pertama kehamilan dengan tujuan untuk mengetahui efektifitas jahe dalam mengurangi morning sickness pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Mattiro Bulu Kabupaten Pinrang. Penelitian ini menggunakan desain penelitian one-group serta menggunakan pre-eksperimen dengan memberikan intervensi langsung terhadap ibu hamil yang mengalami mual munyah untuk mengetahui keadaan sebelum dan sesudah intervensi tersebut. Dalam menganalisis data menggunakan paired sample t-test  dan  di olah dengan bantuan program SPSS.

Analisis univariat
Tabel. 2 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
Umur
N
%
16-20
8
23,5
21-25
8
23,5
26-30
11
32,4
31-35
3
8,8
36-40
3
8,8
41-45
1
2,9
Total
34
100,0
Sumber : Data primer 2016
Berdasarkan Tabel 2, sebagian besar responden berumur 26-30 tahun sebanyak 11 orang (32,4%), berumur 16-20 tahun dan umur 21-25 tahun masing-masing sebanyak 8 orang (23,5%), responden dengan umur 31-35 dan 36-40 tahun maisng-masing sebanyak 3 orang (8,8%), dan responden yang berumur 41-45 hanya 1 orang (2,9%).
Tabel 3. Karakteristik Responden Berdasarkan Paritas
Jumlah Anak
n
%
Belum Ada
14
41,2
1 Anak
12
35,3
2 Anak
7
20,6
>3 Anak
1
2,9
Total
34
100,0
Sumber : Data primer 2016
Berdasarkan Tabel 3, sebagian besar responden yang belum mempunyai anak sebanyak 14 orang (41,2%), dan responden yang mempunyai 1 anak sebanyak 12 orang (35,3%), kemudian responden yang mempunyai 2 anak sebanyak 7 orang (20,6%), serta hanya satu orang responden yang memiliki lebih dari 3 anak (2,9%).

Tabel 4. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
Pekerjaan
n
%
IRT
33
97,1
PNS
1
2,9
Total
34
100,0
Sumber : Data primer 2016
Berdasarkan Tabel 4, sebagian besar responden memiliki pekerjaan sebagai Ibu Rumah Tangga (IRT) sebanyak 33 orang (97,1%), dan hanya 1 responden yang memiliki pekerjaan sebagai Pegawai Negri Sipil (2,9%).
Tabel 5. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
Pendidikan
n
%
SD
1
2,9
SMP
14
41,2
SMA
18
52,9
Perguruan Tinggi
1
2,9
Total
34
100,0
Sumber : Data primer 2016

                Berdasarkan Tabel 5, sebagian besar responden dengan tingkat pendidikan SMA sebanyak 18 orang (52,9%), kemudian responden dengan tingkat pendidikan SMP sebanyak 14 orang (41,2%), serta responden dengan tingkat pendidikan SD dan Perguruan Tinggi masing-masing 1 orang (2,9%).

Analisis bivariat
Tabel 6. Frekuensi mual sebelum dan sesudah pemberian jahe

Rata-rata frekuensi mual
N
P

Sebelum pemberian jahe
13,00
34
0,000

Sesudah pemberian jahe
3,18
Berdasarkan Tabel 6, dari 34 responden rata-rata mengalami mual muntah frekuensi setiap responden sebanyak 13 sebelum pemberian jahe dan setelah di berikan jahe frekuensi rata-rata setiap responden mengalami penurunan mual dan muntah yaitu responden hanya mengalami mual 3,18. Sehingga dari segi klinis dan statistik dapat juga disimpulkan bahwa sebelum dan sesudah pemberian jahe frekuensi mual responden mengalami penurunan.
Dari hasil tabel 6, nilai p = 0.000. Hal itu berarti bahwa probabilitas kurang dari 0.05 yang berarti juga bahwa Ho ditolak yang berarti jahe efektif dalam mengurangi morning sickness. Dengan kata lain pemberian jahe ternyata efektif dalam mengurangi morning sickness pada ibu hamil.

Gambar 4. Diagram penurunan Frekuensi Mual Sebelum Dan Sesudah  pemberian jahe

Berdasarkan gambar 4, perbedaan yang sangat signifikan sebelum pemberian jahe frekuensi mual rata-rata 13kali, kemudian setelah pemberian jahe 
frekuensi mual dan muntah mengalami penurunan menjadi 3,18 kali.

Pembahasan

Analisis univariat
Karakteristik responden berdasarkan umur
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa mayoritas umur responden yang mengalami mual muntah pada rentan usia 26-30 tahun dengan jumlah 11 responden (32,4%), kemudian responden dengan rentan usia 31-45 tahun juga mengalami mual muntah namun semakin sedikit jumlahnya, ini artinya kejadian mual muntah sebagian besar di alami oleh ibu hamil dengan umur yang lebih muda sehingga bisa di simpulkan bahwa apabila umur responden semakin tinggi (tua) maka upaya mengatasi mual muntah akan semakin baik. Karena usia yang tua membuat responden memiliki banyak pengalaman mengenai cara mengatasi kehamilannya sedangkan responden yang berusia muda kehamilan ini merupakan kehamilan pertama, responden merasa ini adalah hal yang baru sehingga belum bisa mengatasi dan menyesuaikan diri dengan keadaannya. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Kusumasari (2010) yang mendapatkan hasil bahwa mayoritas kejadian mual muntah pada ibu hamil terjadi pada usia 20–35 tahun yakni sebanyak 19 orang (76%).

Karakteristik responden berdasarkan paritas
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa sebagian besar responden yang mengalami mual muntah dan belum mempunyai anak sebanyak 14 orang (41,2%), Paritas adalah keadaan seorang ibu yang melahirkan janin lebih dari satu orang. Paritas adalah status seorang wanita sehubungan dengan jumlah anak yang pernah dilahirkannya. Ibu yang baru pertama kali hamil merupakan hal yang sangat baru sehingga termotivasi dalam memeriksakan kehamilannya ketenaga kesehatan. Sebaliknya ibu yang sudah pernah melahirkan lebih dari satu orang mempunyai
anggapan bahwa ia sudah berpengalaman sehingga tidak termotivasi untuk memeriksakan kehamilannya (Sarwono, 2001).
Hal ini dikarenakan pada kelompok Primigravida faktor psikologis Ibu hamil yang masih belum siap dengan kehamilannya, masih menyesuaikan diri menjadi orangtua dengan tanggung jawab yang lebih besar sehingga dapat memicu terjadinya mual muntah (Wiknjosastro, 2006)
Responden dengan paritas yang banyak semakin sedikit karena sudah berpengalaman dengan kejadian mual muntah pada kehamilannya ini artinya bahwa semakin banyak paritas responden semakin sedikit yang mengalami mual muntah. Hasil ini sejalan dengan penelitian Kusumasari (2010) menyatakan bahwa sebagian besar kejadian mual muntah dialami oleh kelompok ibu primigravida.

Karakteritik responden berdasarkan pekerjaan
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa mayoritas responden yang mengalami mual dan muntah adalah Ibu Rumah Tangga (IRT) sebanyak 33 orang (97,1%). Responden yang mengalami mual muntah menganggap dirinya sedang dalam keadaan sakit sehingga ini yang menjadi alasan agar reponden tidak melakukan pekerjaan apapun sehingga berdampak pada perekonomiannya. Jadi dengan pekerjaan sebagai ibu rumah tangga yang tidak dapat membantu perekonomian keluarga dapat maka ibu hamil dapat menyebabkan kekhawatiran tambahan yang membuat wanita merasa tidak sehat sehingga menimbulkan mual muntah pada kehamilannya. Kecemasan terhadap situasi keuangan saat ini dan akan datang dapat menyebabkan kekhawatiran tambahan yang membuat wanita merasa tidak sehat, terutama jika ia berniat untuk berhenti bekerja secara total setelah melahirkan. Hal ini membuat aktifitas ibu terganggu terutama yang rutin bekerja sebelum melahirkan, dengan kehamilan yang sekarang akan membuat ibu merasa sedang dalam keadaan sakit sehingga harus berhenti dari rutinitas pekerjaan. Hal ini tentu berdampak pula pada keuangannya (Tiran, 2008).

Karakteristik responden berdasarkan pendidikan
Pendidikan adalah suatu bentuk intervensi yang ditunjukkan pada individu atau masyarakat yang dapat berpengaruh positif terhadap pemeliharaan kesehatan. Data dalam penelitian ini menunjukkan bahwa jumlah terbanyak tingkat pendidikan responden adalah tingkat pendidikan Dari hasil peneltian diperoleh bahwa mayoritas responden yang mengalami mual dan muntah adalah SMA sebanyak 18 orang (52,9%), dibandingkan dengan SMP dan SD, hal ini berarti tinggi rendahnya pendidikan responden, responden akan tetap mengalami mual muntah. Pendidikan rendah bukan berarti tidak bisa mengatasi mual muntah, begitupun dengan pendidikan tinggi tidak selamanya bisa mengatasi mual muntah. Pendidikan dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang, makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi, sehingga makin baik pengetahuannya, akan tetapi seseorang yang berpendidikan rendah belum tentu berpengetahuan rendah.
Pengetahuan tidak hanya bisa diperoleh dari pendidikan formal akan tetapi bisa diperoleh melalui pendidikan non formal seperti pengalaman pribadi, media, lingkungan, dan penyuluhan kesehatan, sehingga bisa juga seseorang dengan pendidikan tinggi dapat terpapar dengan penyakit begitu pula sebaliknya. (Notoatmodjo,2010).

Efektifitas jahe dalam mengurangi morning sickness pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Mattiro Bulu Kabupaten Pinrang

Hasil uji statistik diperoleh kesimpulan bahwa ada perbedaan yang signifikan pada penurunan mual dan muntah sebelum dan sesudah diberikan jahe dengan taraf signifikan 0,000 (P < 0,05). Penuruan mual dan muntah ini karena minyak atsiri yang terkandung dalam jahe dapat memblokir reflek muntah pada ibu hamil sehingga mual muntah yang dialami bisa diminimalisir dengan baik. Sedangkan gingerol dapat melancarkan peredaran darah dan syaraf-syaraf bekerja dengan baik. Hasilnya, ketegangan bisa dicairkan, kepala jadi segar, mual muntah pun bisa ditekan. Penelitian ini sesuai dengan pernyataanVutyavanich (2001 dalam Tiran, 2008) bahwa jahe merupakan pengobatan yang efektif untuk meredakan mual muntah dalam kehamilan. Jenis penyakit yang dapat diatasi dengan jahe antara lain: sakit kepala, pusing-pusing, penambah nafsu makan, dan muntah-muntah (Herlina, 2002).
Keluhan mual yang terjadi pada ibu hamil ini dapat disebabkan oleh hormon yang disebut human chorionic gonadotropin (HCG) dihasilkan oleh plasenta dalam aliran darah untuk menjaga persediaan estrogen dan progesteron serta untuk mencegah masa menstruasi, dengan kata lain untuk memelihara kehamilan. Meningkatnya hormon ini bersamaan dengan timbulnya rasa mual bagi perempuan, yang akan berkurang sedikit demi sedikit pada minggu ke 12 –14. Meningkatnya kadar hormon secara tiba-tiba dapat langsung menimbulkan efek pedih pada lapisan perut, dan efek ini berupa mual-mual . Mual-mual ini umumnya berlangsung tidak lebih dari tiga bulan pertama, dan rasa mual ini berhenti secara perlahan (Stoppard, 2007).
Mual dan muntah yang dialami oleh ibu hamil semua responden mengalami pada pagi hari sebanyak 13 kali sesuai pemberian jahe. Hal ini didukung oleh pendapat Llewelyn yang menyatakan bahwa pada umumnya mual-mual terjadi lebih sering di pagi hari daripada di saat yang lain, karena perut mengandung kumpulan asam lambung yang diendapkan pada malam hari, disebut morning sickness (Llewelyn,2005).
Pengobatannya dijelaskan juga dalam sebuah survey yang dilakukan oleh Power (2001 dalam Tiran, 2008) menemukan bahwa dokter obstetri wanita lebih cenderung menyarankan wanita yang mengalami mual dan muntah untuk mengkonsumsi jahe sebelum meresepkan obat antiemetik. Wanita hamil pada umumnya menyadari besar manfaat dari jahe.


SIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1.   Karakteristik responden di peroleh bahwa sebagian besar responden berumur  26-30 tahun sebanyak 11 orang (32,4%). Berdasarkan paritas mayoritas responden yang belum mempunyai anak ( ini kehamilan pertama) sebanyak 14 orang (41,2 %). Berdasarkan pekerjaan mayoritas responden yang memiliki pekerjaan sebagai ibu rumah tangga (IRT) sebanyak 33 orang (97,1 %). Berdasarkan pendidikan mayoritas responden dengan pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) sebanyak 18 orang (52,9%),.
2.    Frekuensi mual ibu hamil sebelum pemberian jahe yaitu rata-rata ibu hamil mengalami mual pada pagi sebanyak 13 dan frekuensi mual ibu hamil setelah pemberian jahe menurun menjadi 3,18. Sehingga dari segi klinis dan statistik dapat juga di simpulkan bahwa frekuensi mual responden menurun sesudah pemberian jahe.
3.   Pemberian jahe ternyata efektif dalam mengurangi morning sickness pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Mattirobulu Kabupaten Pinrang.


Saran

1.   Hasil penelitian ini dapat menjadi sumber informasi dalam melakukan pelayanan kebidanan dan menggunakan jahe sebagai intervensi dalam asuhan kebidanan sebelum menggunakan obat-obatan lain. Dan sebagai acuan untuk penelitian selanjutnya.
2.  Bagi institusi pendidikan, diharapkan penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi di perpustakaan sehingga menambah pengetahuan mahasiswa tentang manfaat dari pengobatan tradisional yaitu jahe yang berkhasiat untuk mengurangi morning sickness pada ibu hamil.
3.   Bagi Ibu hamil dan masyarakat, bagi masyarakat ( ibu hamil yang mengalami mual muntah) maupun keluarga dapat menerapkan pengobatan herbal yang tepat untuk mengobati gejala mual muntah salah satunya mengkonsumsi jahe agar dapat mengurangi gejala mual muntahnya, jadi bisa mengurangi penggunaan obat-obatan farmakologi yang ada efek sampingnya.

DAFTAR PUSTAKA
Admin. 2005. Pelayanan Kesehatan Maternal. Jakarta: Media Aesclapiuspres

Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius

Bermawie N dan Purwiyanti, S. 2013. Botani, sistematika dan keragaman kultivar jahe. Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik. Bogor.

Bobak. 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas (edisi 4). Jakarta: EGC.

Budhwaar, V. 2006. Khasiat Rahasia Jahe dan Kunyit.Jakarta : PT. Bhuana Ilmu Populer

Budijanto. 2001. Dasar-dasar Ilmu Gizi. Malang: UMM Press.

Chandranita, Ida Ayu Manuaba. 2009. Memahami Kesehatan Reproduksi wanita. Edisi 2. Jakarta: EGC

Chopra D. 2005. Buku Magical Beginning, Echanted Lives: A Holistic Guide to Pregnancy dan Childbirth, Deepak Chopra, David Simon and Vicki Abram.Three Rivers Press, New York. http://www.mail-archive.com/milis-nakita@news.gramedia-majalah.com/msg06530.html

Dr. Suparyanto. 2011. Konsep emesis gravidarum. http://dr.suparyanto.blogspot.co.id. [6 april 2016]

Godam. 2001. Isi kandungan gizi jahe – komposisi nutrisi bahan makanan.
http://www.organisasi.org. [6 april 2016]

Hani,Ummi. 2011. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan Fisiologis.Jakarta : Salemba Medika.

Herlina R.(2002). Khasiat dan manfaat jahe merah si rimpang ajaib.Jakarta : Agro Media Pustaka

Intan N. 2012. Warung Informasi dan Teknologi. Jahe (Zingiber officinale). http://www.warintek.ristek.go.id. [6 april 2016]


Kikak. 2013. Efektifitas Konsumsi Ekstrak Jahe Dengan Frekuensi Mual Muntah Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Ungaran.  [Skripsi]. Semarang. STIKES Ngudi Waluyo
Lentera. 2002. Khasiat dan manfaat jahe merah si rimpang ajaib. Jakarta. Agromedia Pustaka.

Llewelyn, Derek. 2005. Setiap Wanita. Jakarta : Delapratasa publishing

Manuaba. 2007. Pengantar ilmu obstetric dan ginekologi.Jakarta: EGC

Manuaba. 2008. Gawat Darurat Obstetri Ginekologi dan Obstetri Ginekologi Sosial untuk Profesi Bidan. Jakarta : EGC.
Maramis. 2006. Emesis Gravidarum. http//www.info wikippedia. Com.

Maulana H. 200., Promosi Kesehatan. Jakarta : EGC

Minerva Ridawanti Kusumasari. 2010. Studi Diskriptif Usia, Paritas, dan sebagai Faktor Predisposisi kejadian Emesis Gravidarum pada ibu hamil Trimester I di RB YKWP. Kabupaten Demak, Jawa Tengah. [skripsi]. Semarang Universitas Muhammadiyah Semarang.

Monica E. 2009. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta : Salemba Medika.

Notoatmodjo S. 2007. Promosi Kesehatan dan ilmu perilaku.Jakarta: Rineka Cipta.
Prawirohardjo. 2008.Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Prawiroharjo. 2009. Ilmu Kebidanan. Yogyakarta: YBPSP

Rahmi Fitria. 2013. Efektifitas Jahe Untuk Menurunkan Mual Muntah Pada Kehamilan Trimester I Di Puskesmas Dolok Masihul Kecamatan  Dolok  Masihul Kabupaten Serdang Bedagai. [Skripsi].Sumatra Utara. Universitas Pasir Pengaraian. D III Kebidanan. [6 April 2016]
Runiari, Nengah. 2010. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Hiperemesis gravidarum. Jakarta : Salemba Medika.

Sarwono. 2008. Ilmu Kandungan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka

Sarwono. (2009). Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Selvi R. 2011. Kegunaan Jahe Untuk Mengatasi Gejala Mual dalam Kehamilan. [Skripsi]. Jakarta. Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, Fakultas Kedokteran.
Stoppard M. 2007. Kehamilan dan Kelahiran.Jakarta : Pustaka Pelajar

Sulistyawati A. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Penerbit : Salemba Medika.
Suparyanto. 2010. Konsep dasar pengetahuan.Availabe fromhttp//dr- Suparyanto. Blogspot.Com. [6 april 2016]

Suririnah. 2009. Tanda Bahaya Pada Kehamilan Trimester 1. http//www. kespro. com.id [6 april 2016]

Thayyarah N. 2013. Buku pintar sains dalam Al-Qur’an. Zaman. Jakarta.

Tiran D. 2008. Mual-muntah kehamilan. Jakarta: EGC

Wiknjosastro H. 2006. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Wiknjosastro, H. 2009. Ilmu Kandungan.Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Yeyeh dkk. 2009. Asuhan Kebidanan I (kehamilan). Jakarta: Trans Info Media



Tidak ada komentar:

Posting Komentar