Minggu, 15 November 2015

Dari Aku, Gadis yang Sedang Mati-matian Memantaskan Diri Untukmu

Kalau pertemuan memang sudah terjadwalkan, aku tak keberatan jika kini mesti menambah tabungan kesabaran. Kau boleh menuntaskan kesukaanmu maingame onlineseharian, berpusing ria lembur tugas statistik sampai malam. Gadismu ini sudah lihai menghadapi kesepian. Sementara kau sibuk menuntaskan impian, aku pun tak akan tinggal diam. Tamatkanlahdulu segala gelegak dalam dirimu. Sementara itu, aku akan menunggu — sembari terusmemantaskan diri untukmu.

Terkesan lebih mudah kalau sekarang kita mengambil jalan pintas. Namun masa depan membutuhkan ketangguhan 2 penyintas


Masa depan membutuhkan ketangguhan 2 penyintas
Mudah saja jika kita ingin tergopoh-gopoh saling menemukan. Hati tak perlu dijaga mati-matian. Bahkan langsung dibuka setiap ada dia yang menarik perhatian. Namun kita lebih memilih saling mempersembahkan dalam sebaik-baik keadaan. Meski jelas rindu pada pendampingan, menunggu jadi hal terwaras yang kini bisa dilakukan. Anehnya, kita ini 2 orang yang sama-sama percaya bahwa sesuatu yang baik sedang dipersiapkan.
Setiap rasa sepi dan meremang itu datang — ada keyakinan bahwa kita tak sepenuhnya sendirian.
Satu orang lain di luar sana,juga sedang memperjuangkan terjaganya perasaan. Meski belum dipertemukan kita tak seharusnya merasa kesepian.



Masa tunggu ini jadi waktu membiakkan mimpi. Kita akan bertemu, lalu langsung siap berlari


Masa depan membutugkan ketangguhan 2 penyintas
Bersisian sepanjang waktu tidak menjamin apa-apa. Walau tak pernah terpisah dan saling menemani setiap saat, bukan berarti impian kita akan lekat. Kau dan aku sama-sama tahu bahwa impian mesti tuntas dibiakkan sendiri sebelum nantisiap dibagi. Tak ada gunanya menjalani apa yang sama sekali minim kebaikan saat ini. Saat ini, mari kita bermimpi sendiri-sendiri.

Saat kita bertemu nanti, kamu dan aku sudah tuntas jadi 2 orang yang siap mengambil langkah panjang untuk berlari. Kita sesuaikan ritme demi kenyamanan dalam upaya saling mendampingi. Tak ada lagi impian yang belum dijajal sampai batas maksimal diri.
Kita akan bertemu, saling pandang, menemukan jemari — lalu siap menepi.

Sampai tiba saatnya nanti — waktu berbagi peluh tak harus membuat rikuh. Ketika sisi terjujur sebagai manusia malah membuat perasaan makin tumbuh


…saat sisi terjujur sebagai manusia membuat perasaan tumbuh
Tidak ada yang menjamin kita langsung bahagia setelah bertatap mata. Kita juga bisa tidak langsung mapan, mesti rela hidup pas-pasan. Pertengkaran pun bisa tidak semudah itu dihindari. Selepas bertemu nanti, kau dan aku malah bertransformasi jadi tukang kritik paling wahid bagi diri.
Katamu, “Bibirmu kan cuma 1. Buat apa lipstik sebanyak itu?” Ah, pria memang tak pernah mengerti. Bukannya lipstik ini juga kamu yang akan menikmati? Bersabarlah dulu. Sampai tiba masa-masa kasual macam itu. Saat wajah mengantukmu jadi hal yang biasa kutemukan sepulang kerja. Rengkuhmu di pinggang jadi pengantar tidur yang mengalahkan tehchamomileefek tenangnya. Saat kita bisa bebas bercinta tanpa lagi takut dosa.


Saat kegamangan karena sepi melanda, aku mohon tolong percaya. Ada gadis yangsedang berupaya mematut diri demi membuatmu bahagia


Ada gadis yang berusaha agar kamu bahagia
Walau kamu tahu aku ada, tentu kehadiranku yang belum nyata tak bisa langsung menghapus rasa sepi di udara. Kau bisa merasa tidak adil rasanya saatkawan-kawanmu menggenggam tangan wanita, sementara kau mesti meredam gejolak hati dan menjaga pandangan mata.
Tak ayal ada rasa sendirian, kesepian, butuh pendampingan. Jika ini bisa sedikit meringankan, maka kau perlu tahu bahwa dalam setiap sujud panjang kau tak pernah alpa kudoakan. Bukan berarti aku tak rindu menemuimu saat ini. Sebenarnya aku pun ingin bisa punya bahu lebar yang kapanpun bisa disandari.
Tubuhku juga rindu disapa setiap inci porimu — namun bukankah kita sama-sama tahu — hal terbijak saat ini adalah menunggu?
Sampai nanti kita bertemu.
Aku,
Gadis yang sedang jungkir balik memantaskan diri untukmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar